Washington (ANTARA News) - Asteroid yang meluncur dengan cepat di antariksa berada pada jarak "selembar rambut" --d alam istilah astronomi -- sebelum menabrak Bumi, Senin pagi, kata beberapa ilmuwan AS. Asteroid Apollo 2004 XP14 ditemukan oleh Laboratorium Lincoln di Lexington, Massachusetts, instalasi penelitian yang menjadi bagian dari Lembaga Teknologi Massachusetts, dan yang mendapat sebutan "direktur utama asteroid di dunia", kata Roger Sudbury, jurubicara laboratorium tersebut, seperti dilansir AFP. "Kami lah penemunya," kata Sudbury mengenai Asteroid Apollo 2004 XP14, yang lewat dalam jarak 432.000 kilometer dari Bumi pukul 04:32 GMT (11:32 WIB). Jarak antara kedua benda angkasa tersebut agak lebih besar dibandingkan dengan jarak antara Bumi dan bulan --jarak yang berdekatan di alam semesta yang sangat luas. Sudbury mengatakan Cambridge, Pusat Planet Minor yang berpusat di Massachusetts, yang bergabung dengan Laboratorium Lincoln, telah mengklasifikasi benda tersebut sebagai "asteroid yang berpotensi menimbulkan bahaya", karena jaraknya yang dekat dengan Bumi dan jika, asteroid itu mengenai Bumi, dapat menimbulkan "dampak besar". "Kebanyakan dari benda yang kami temukan berada di sabuk utama asteroid, yang terletak antara Mars dan Jupiter," kata Sudbury. "Sebagian besar akan terbakar saat masuk kembali ke atmosfir," katanya. "Sebagian dari benda tersebut memiliki lintasan gerak yang pada saat titip akan memasuki orbit Bumi." "Pertanyaannya, tentu saja," ia melanjutkan, "ialah di mana Bumi berada saat asteroid lewat?" Sudbury mengatakan Pusat Planet Minor telah menetapkan kriteria dalam ukuran dan faktor lain untuk mengingatkan ilmuwan dan pengamat mengenai "apakah satu asteroid dapat benar-benar menerobos asmosfir Bumi dan mengakibatkan kerusakan besar". Dalam kasus asteroid hari Senin, ia mengatakan, para ilmuwan dapat kembali meyakinkan masyarakat bahwa tak pernah ada resiko besar, tapi asteroid dapat melenceng dari lintasannya dan menabrak Bumi. Jurubicara itu mengatakan asteroid di dekat Bumi dulu dipercaya sebagai kejadian langka, tapi kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan belakangan ini telah memungkinkan peneliti melacak asteroid yang sebelumnya lolos dari pengamatan. "Dalam beberapa tahun, kami telah mendeteksi lebih dari sebelumnya dalam sejarah," kata Sudbury. (*)
Copyright © ANTARA 2006