"Pasar Lawas Mataram merupakan bentuk merawat dan melestarikan budaya. Apa yang dilakukan leluhur dahulu, bagaimana mereka mengolah makanan, minuman kini disajikan kembali," kata Wabup Bantul di Bantul, Sabtu.
Selain untuk merawat dan melestarikan budaya, kata dia, kegiatan tersebut juga menjadi ajang untuk menunjukkan potensi wilayah Jagalan yang juga masuk dalam zona inti kawasan pusaka Kotagede.
Oleh karena itu, pihaknya berharap masyarakat di Kabupaten Bantul dan juga Yogyakarta dan sekitarnya bisa berkunjung dan meramaikan Pasar Lawas Mataram, yang merupakan kegiatan tahunan yang pada 2023 merupakan tahun ke lima.
Baca juga: Jokowi berbaur masyarakat nikmati kuliner bakmi legendaris Pak Pele
Baca juga: Mengenal gudeg, kuliner yang usianya setua Yogyakarta
Apalagi, menurut dia, bagi orang tua suguhan berbagai makanan khas tempo dulu di Pasar Lawas Mataram mengantarkan nostalgia masa lalu yang ngangeni, sedangkan untuk generasi muda, wawasan mereka akan kekayaan kuliner bumi Mataram.
Pada gelaran Pasar Lawas Mataram tersebut terdapat 52 stan makanan dan minuman jajanan tempo doeloe, sebagian diantaranya adalah sate kolang-kaling, ketan aneka rupa, tempe bacem, kluwo telo, kopyor, adong-adong, dan aneka kudapan jadul lain.
Pasar Lawas Mataram di kompleks masjid Gedhe Jagalan tersebut dapat dinikmati pengunjung mulai pukul 10.00 WIB, dengan jeda istirahat pukul 13.00 sampai 15.00 WIB, setelah itu dapat kembali dikunjungi pada pukul 15.00 sampai 21.00 WIB.
Baca juga: Pemkot Yogyakarta optimalkan penggunaan menu "Nglarisi"
Baca juga: Desa Wisata Banjaroya gelar festival kuliner
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023