Dengan menggunakan PLTS atap, perusahaan dapat menghemat total tagihan listrik perusahaan
Jakarta (ANTARA) - Permintaan terhadap instalasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap saat ini disebut meningkat cukup pesat, terutama untuk sektor komersial dan industri.
Managing Director Xurya, salah satu perusahaan yang bergerak di bidang energi baru dan terbarukan, Eka Himawan mengatakan kenaikan permintaan PLTS atap tidak hanya dipengaruhi faktor lingkungan saja, tetapi juga dari nilai ekonomi.
"Dengan menggunakan PLTS atap, perusahaan dapat menghemat total tagihan listrik perusahaan," katanya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Selain itu, PLTS atap juga dapat menjadi solusi yang tepat bagi perusahaan yang ingin mulai mengimplementasikan kebijakan sustainability.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat hingga Juli 2023, pemanfaatan PLTS atap di Indonesia meningkat signifikan hingga 26 persen, dari jumlah pelanggan sebanyak 5.926 pada Juli 2022 menjadi 7.472 pelanggan per Juli 2023.
Tuntutan pasar yang semakin kuat akan penggunaan produk hijau, menurut Eka, mendorong sektor komersial dan industri mulai beralih menggunakan energi terbarukan, salah satunya PLTS atap.
"Ke depannya, kami harap kolaborasi antarpihak dapat terus terjaga agar agenda transisi energi dapat terealisasi dalam waktu dekat," katanya saat memperingati deklarasi Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap (GNSSA) Ke-6 di Surabaya, Jawa Timur, pada 15 September 2023.
GNSSA merupakan gerakan yang dideklarasikan 13 September 2017 oleh dua kementerian, berbagai asosiasi energi terbarukan, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan Institute of Essential Services Reform (IESR).
Gerakan bertujuan untuk mendukung Kebijakan Energi Nasional, yaitu tercapainya 23 persen penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT) pada 2025 dengan cara mendorong dan mempercepat pembangunan pembangkit listrik surya atap di perumahan, fasilitas umum, gedung perkantoran dan pemerintahan, bangunan komersial, dan kompleks industri.
Sejak dideklarasikan hingga sekarang, sudah lebih dari 50 badan usaha di Indonesia mendukung gerakan itu.
Sementara itu, Direktur PT Samator Indo Gas Tbk Imelda M Harsono menyatakan penggunaan energi terbarukan membantu perusahaan untuk mengurangi gas emisi karbon dan berkontribusi dalam menjaga lingkungan.
Menurut dia, kehadiran PLTS atap menjadi sebuah langkah konkret dan positif dalam merealisasikan komitmen menjadikan perusahaan yang berkelanjutan.
"Kami harap akan banyak pelaku industri yang terinspirasi dan mulai menggunakan PLTS atap sebagai sumber energi bagi operasional perusahaan," katanya.
Baca juga: KemenESDM: PLTS Atap hemat biaya listrik rumah tangga 30 persen
Baca juga: Kementerian ESDM sebut pelanggan PLTS Atap meningkat signifikan
Baca juga: Anggota AESI teken kontrak proyek PLTS 134 MW di semester I 2023
Pewarta: Subagyo
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023