Makassar (ANTARA) - Pemulihan ekonomi Nasional pasca-pandemi COVID-19 masih terus berlangsung hingga kini, termasuk pada wilayah pemerintah kabupaten dan kota di berbagai provinsi di Indonesia.

Berbagai strategi dan program dirumuskan pemerintah daerah dalam perbaikan dan pemulihan ekonomi melalui berbagai sektor, khususnya pada sektor ekonomi mikro, yakni pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Terlebih, peran UMKM sangat besar untuk pertumbuhan perekonomian Indonesia, dengan jumlah mencapai 99 persen dari keseluruhan unit usaha berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI.

Berdasar ini pula, Pemerintah Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, terus mengupayakan pertumbuhan ekonomi melalui UMKM, bukan hanya pascapandemi, namun hal yang sama dilakukan sebelum pandemi COVID-19 menghantam.

Pemkab Bantaeng mengupayakan UMKM naik kelas dan terus berkembang dengan Program Bantuan Modal Usaha Berbasis Dusun dan RW. Program ini menjadi salah satu program unggulan dari Pemkab Bantaeng saat ini.

Pada periode 2018-2023, Pemkab Bantaeng mencatatkan 431 usaha mikro dari ratusan pelaku UMKM yang telah merasakan manfaat bantuan modal.

Bantuan modal usaha mikro ini tersebar di seluruh dusun dan RW pada delapan kecamatan di kabupaten itu, dengan serapan anggaran Rp9,34 miliar.

Bantuan modal usaha ini tidak diberikan begitu saja. Pelaku UMKM harus mampu berkompetisi dan menumbuhkan usahanya.

Program Bantuan Modal Usaha berbasis Dusun dan RW tidak hanya dirasakan penerima manfaat, namun telah terbukti setelah COVID-19 membawa Kabupaten Bantaeng menjadi daerah yang cepat bangkit selama dua tahun berturut-turut.

Selama dua tahun berturut-turut, pertumbuhan ekonomi kabupaten itu menjadi tertinggi di Sulawesi Selatan. Seperti pada 2021, pertumbuhannya mencapai 8,86 persen dan 2022 sebesar 15,45 persen.

Selain bantuan modal, pelaku UMKM juga didampingi para pendamping yang terus melatih dan memberikan edukasi, sehingga usahanya mampu tumbuh dan berkembang.

Dibentuk juga komunitas yang mampu membentuk jaringan penjualan produk UMKM binaan pemerintah. Melalui komunitas itu, UMKM juga difasilitasi untuk ikut serta dalam pameran di regional maupun tingkat nasional.

Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Bantaeng mencatat ada berbagai macam sektor usaha yang mendapat Program Bantuan Modal Usaha berbasis Dusun dan RW, mulai dari usaha makanan, minuman, perbengkelan, konveksi, ternak, dan banyak lainnya.

Bantuan ini membuat para pelaku UMKM mampu tumbuh signifikan. Ketika UMKM ini tumbuh, dipastikan turut menyerap tenaga kerja di dusun dan RW.


Membuka lapangan kerja

Bantuan modal usaha di tingkat dusun dan RW yang menjadi inisiasi Pemkab Bantaeng tidak hanya berdampak pada perekonomian para pelaku UMKM, namun juga menjadi berkah bagi mereka yang membutuhkan pekerjaan dan ingin lebih produktif dengan adanya usaha di tingkat dusun dan RW.

Seorang pelaku UMKM asal Bantaeng bernama Ulfayani telah merasakan langsung manfaat dari Program Bantuan Modal Usaha UMKM. Tak hanya modal, pendampingan dan pembinaan yang diperoleh dalam menjalankan usahanya, hal tersebut menjadi pemantik motivasi yang lebih besar untuk menggeluti perannya sebagai pelaku UMKM.

Sebelumnya, usaha dia begitu-begitu saja, namun setelah ada bantuan modal usaha, Ulfa mendapat pelatihan dan dibimbing sehingga bisa menjadi lebih baik dan termotivasi.

Ulfa telah mempekerjakan enam orang dari sekitar rumahnya untuk ikut mengembangkan usaha telur asin dan produk olahan telur yang telah ia rintis.

Ulfa berkisah bahwa dari bantuan modal yang telah ia terima pada 2019, pada awalnya hanya mempekerjakan tiga orang yang merupakan tetangga sendiri. Produk usahanya pun dibuat dan dipasarkan sendiri dari mulut ke mulut, termasuk memanfaatkan pemasaran sederhana lewat media sosial.

Seiring berjalannya waktu, usaha telur asin milik perempuan itu kembali berinovasi dan membuat usaha lain dari olahan telur, yaitu pembuatan abon telur.

Pada pembuatan abon telur, Ulfa juga mempekerjakan tiga orang yang berasal dari sekitar rumahnya. Sehingga total pekerjanya saat ini sebanyak enam orang.

Berkembang pesat, produk rumahan abon telur asal Bantaeng ini telah dipasarkan di Bandara Sultan Hasanuddin sebagai salah satu jenis buah tangan bagi para pelancong yang menyambangi Sulsel.

Produk ini telah dipasarkan di Bandara Sultan Hasanuddin tiga tahun terakhir dan diakui sangat laris di pasaran.

Selanjutnya, ada pelaku usaha konveksi bernama Dahniar yang merupakan penerima manfaat program bantuan modal usaha 2020.

Sebelum memperoleh bantuan, dia hanya bekerja sendiri. Setelah mendapat bantuan modal dari pemerintah Kabupaten Bantaeng, dia pun ikut mempekerjakan tiga orang.

Kadang dia masih juga harus menambah tenaga kerja saat orderan sedang banyak.

Dahniar mengapresiasi Pemkab Bantaeng lewat Program Bantuan Perlengkapan Sekolah Gratis, sebab dari program ini, seragam sekolah dikerjakan oleh masyarakat lokal.

Dahniar memastikan, perekonomian tetangganya sebagai pekerja musiman turut terbantu saat program ini direalisasikan sejak tiga tahun terakhir. Apalagi ia kerap menambah pekerja hingga 10 orang. Mereka mengerjakan tahapan pembuatan seragam sekolah, mulai dari menjahit, pasang kancing, hingga menyetrika.

Bupati Bantaeng Ilham Azikin pada pemberian penghargaan kepada pelaku UMKM yang telah berhasil mengembangkan usahanya melalui bantuan modal berdasarkan dusun dan RW di Bantaeng beberapa waktu lalu. ANTARA/HO-Humas Pemkab Bantaeng

Pertumbuhan ekonomi tertinggi

Masyarakat Kabupaten Bantaeng patut berbangga sebab laju pertumbuhan ekonomi daerah itu semakin meningkat di 2022 yang mencapai 15,45 persen dan menjadi tertinggi di Sulsel serta menempati posisi ke-6 se Indonesia.

Pada awal 2023, BPS Bantaeng menyebut lima daerah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia didominasi daerah-daerah yang memiliki tambang. Kelima daerah itu adalah Halmahera Tengah, Halmahera Selatan, Morowali Utara, Morowali, dan Sumbawa Barat. Hanya Bantaeng yang tidak memiliki tambang.

Dari sisi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB), laju pertumbuhan ekonomi Bantaeng yang mencapai 15,45 persen ini masih didorong oleh pertumbuhan di sektor pertanian, kehutanan, perikanan dan perkebunan. Setelah itu, pertumbuhan ekonomi Bantaeng didorong oleh sektor industri.

Sektor industri ini adalah sektor industri rumahan, UMKM dan industri makanan minuman, termasuk juga industri smelter.

Program bantuan modal usaha yang diperuntukkan bagi pelaku UMKM tingkat dusun dan RW ini juga mencatatkan capaian gemilang.

Pada 2019, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis laju pertumbuhan ekonomi 10,75 persen, sedangkan 2020, laju pertumbuhan ekonomi Bantaeng sempat mengalami perlambatan 0,52 persen karena dampak dari pandemi COVID-19.

Namun dengan upaya pemulihan ekonomi, pertumbuhan ekonomi pada 2021 meningkat menjadi 8,86 persen dan tertinggi di Sulawesi Selatan.

BPS Kabupaten Bantaeng juga melansir angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 2022. Dari data itu, tergambar jika pemerintah Kabupaten Bantaeng berhasil menekan angka pengangguran hingga 2,72 persen.

Angka ini turun hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya, angka pengangguran di Kabupaten Bantaeng yang mencapai 4,07 persen dari jumlah penduduk kabupaten itu.

Berkat capaian itu, Bupati Bantaeng Ilham Azikin meraih penghargaan sebagai Tokoh Penggerak Koperasi Utama pada tahun 2022 dari Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) dan penghargaan sebagai Tokoh Penggerak Koperasi Madya dari Kementerian Koperasi Republik Indonesia pada puncak acara Harkopnas ke-75 pada 2022.

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2023