Chengdu (ANTARA) - Selama gelaran Universiade ke-31 yang diadakan belum lama ini di Kota Chengdu, China barat daya, bus-bus yang dihiasi dengan elemen bertema panda raksasa yang melintas di jalanan menjadi pemandangan lazim.
Selain penampilannya yang unik, hal yang membedakan bus-bus ini ialah sel bahan bakar hidrogen yang menenagai kendaraan tersebut. Bus-bus itu dapat menempuh jarak 450 kilometer dengan sekali pengisian daya, mencatatkan efisiensi termal 1,5 kali lipat dibandingkan mesin pembakaran internal biasa.
Sistem tenaga berbahan bakar hidrogen adalah salah satu terobosan terbaru yang dibuat oleh Dongfang Electric Corporation (DEC), sebuah produsen peralatan pembangkit listrik terkemuka yang berbasis di Chengdu.
Didirikan pada 1958, DEC saat ini memproduksi sekitar sepertiga dari peralatan pembangkit listrik di China, yang menjadi bukti dari transisi energi di China selama 65 tahun terakhir.
Pada awal 1950-an, struktur energi China tidak variatif, dengan batu bara mentah menyumbang lebih dari 90 persen total konsumsi energi negara itu. Pada 1970-an, China memutuskan untuk mengembangkan tenaga nuklir guna mendiversifikasi struktur energinya.
Sejak 2006, produksi energi China telah mempercepat peralihannya dari energi konvensional ke energi bersih, dengan meningkatnya pangsa gas alam, tenaga air, tenaga nuklir, tenaga bayu, dan energi surya dalam bauran energi negara itu.
Saat ini, China tidak hanya memiliki kapasitas pembangkit listrik terpasang terbesar di dunia, tetapi juga telah membangun sistem pembangkit listrik bersih terbesar di dunia, dengan kapasitas terpasang dari pembangkit listrik tenaga air, tenaga bayu, dan fotovoltaik melampaui banyak negara lain selama bertahun-tahun.
Pesatnya perkembangan produsen peralatan energi di negara tersebut menjadi faktor di balik kebangkitan sektor energi bersih China.
DEC dan sejumlah perusahaan lainnya telah secara aktif berpartisipasi dalam pembangunan banyak proyek pembangkit listrik penting di China selama periode yang berbeda-beda, termasuk generator "Hualong One", sebuah reaktor nuklir generasi ketiga yang dirancang di dalam negeri, dan pembangkit listrik tenaga air Baihetan, yang merupakan proyek pembangkit listrik tenaga air paling menantang secara teknis di dunia.
"Sektor energi China sedang bertumbuh dalam segi ukuran dan strukturnya kian optimal, dan kami berpartisipasi serta menjadi saksi dari proses yang sedang berlangsung ini," kata Yu Peigen, ketua dewan di DEC.
China telah mengumumkan bahwa negaranya akan mencapai puncak emisi karbon dioksida pada 2030 dan mencapai netralitas karbon pada 2060. Komitmen ini telah memberikan dorongan tambahan untuk transformasi sektor peralatan energi.
Selain bahan bakar hidrogen, perusahaan itu telah merambah sektor-sektor baru seperti penyimpanan energi, material baru, manufaktur cerdas, dan layanan energi. Tahun ini, DEC telah mengoperasikan pabrik pintar berkemampuan 5G yang mengelola penelitian dan pengembangan, produksi, pemeriksaan kualitas, dan berbagai layanan lainnya secara digital.
"Kesulitan jangka pendek mungkin tidak dapat dihindari selama transformasi industri, tetapi kami percaya bahwa memperdalam reformasi dan meningkatkan inovasi, seperti biasa, akan membantu kami mencapai tujuan kami," kata Shi Jing, wakil direktur di departemen tata kelola perusahaan DEC.
Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023