Dhaka (ANTARA News) - Kepolisian Bangladesh menahan Abdur Razzak, insinyur yang terlebih dulu memperingatkan gedung berlantai delapan di Savar sudah tak aman.

Sehari setelah dia memberi peringatan, gedung itu runtuh dengan para pekerja di dalamnya.

Reuters melaporkan kepolisian menahan sembilan orang termasuk Razzak sejak bencana itu terjadi pada 24 April.

Jumlah korban meninggal dalam kecelakaan industri terburuk di Bangladesh itu naik menjadi 501 orang pada Jumat.

Sehari sebelum peristiwa runtuhnya gedung itu, Razzak dipanggil oleh pemilik gedung ke Rana Plaza di Savar, 30 kilometer sebelah utara Dhaka.

Dia dimintai pendapat soal retakan-retakan terlihat di pilar-pilar beton.

Kendati peringatannya bahwa gedung itu tak aman -- dikutip oleh media lokal beberapa jam sebelum runtuh -- ribuan pekerja sebagian besar wanita dibiarkan kerja di pabrik-pabrik yang berada di tingkat lebih atas ketika giliran kerja pagi mulai hari berikutnya.

Kepolisian menyatakan Razzak ditahan karena dia terlibat dalam pembangunan asli gedung itu.

Sekitar 3.000 orang berada di kompleks bangunan itu, yang dibangun di atas tanah rawa, ketika runtuh.

Sekitar 2.500 orang telah diselamatkan, banyak yang luka-luka tetapi banyak lagi yang yang belum diketahui.

Pemilik gedung itu, Mohammed Sohel Rana, ayahnya, empat pemilik pabrik dan si insinyur telah ditahan.
(Uu.M016)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013