Sidoarjo (ANTARA News) - Belasan Posko Kesehatan yang didirikan untuk menangani masyarakat korban luapan lumpur panas PT Lapindo Brantas Inc di Sidoarjo, Jatim, hingga kini sudah menerima hampir 11.000 pasien dengan berbagai keluhan penyakit. Data yang dihimpun dari Satkorlak PBP Sidoarjo, Selasa, menyebutkan sejak terjadinya kasus semburan gas disertai lumpur panas akhir Mei lalu, telah disiapkan sekitar 16 Pos Kesehatan yang tersebar di berbagai lokasi. Posko Kesehatan itu di antaranya Puskesmas Porong, Pos Kesehatan Desa Siring, Jatirejo dan Renokenongo, Pos Kesehatan Pengungsi di Pasar Baru Porong, RS Bhayangkara, RSUD Sidoarjo, dan lainnya. Dari jumlah pasien yang melakukan pemeriksaan kesehatan, sekitar 195 orang di antaranya pernah menjalani rawat inap. Keluhan pasien antara lain sesak nafas, diare, mual-mual dan penyakit lainnya. Hingga kini, pasien yang masih menjalani rawat inap tinggal 21 orang, yakni di RS Bhayangkara dan RSUD Sidoarjo masing-masing 10 orang dan satu orang di Puskesmas Porong. Kasus semburan lumpur panas di lokasi pengeboran milik PT Lapindo Brantas di Blok Banjar Panji I Desa Siring, Kecamatan Porong Sidoarjo yang telah berlangsung lebih dari satu bulan, mengakibatkan dampak sosial, ekonomi dan lingkungan yang cukup besar bagi warga, tidak hanya di Sidoarjo, tetapi juga daerah lainnya. Sejauh ini, sekitar 726 unit rumah, 17 bangunan sekolah, dan 15 unit pabrik yang berada dekat lokasi kejadian terendam lumpur. Lebih kurang 6.800 jiwa dari 1.677 kepala keluarga terpaksa harus mengungsi dan 1.736 buruh tidak dapat bekerja karena pabriknya berhenti beroperasi. Selain itu, akses jalan tol Surabaya-Gempol tidak bisa digunakan karena ikut terendam lumpur, sehingga mengganggu aktivitas warga di beberapa daerah di Jatim. Pemberian santunan dari PT Lapindo Brantas sebesar Rp300 ribu per kepala keluarga dan Rp700 ribu setiap buruh yang menjadi korban luapan lumpur sudah mulai dilakukan, setelah dilakukan pendataan. Hingga kini PT Lapindo Brantas terus berusaha menghentikan semburan lumpur panas dengan memasang alat "snubbing unit" dan "relief well" di dekat lokasi. Diharapkan akhir Juli ini semburan lumpur bisa diatasi. (*)
Copyright © ANTARA 2006