"Kita masih berusaha memadamkan api," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Tapin, Sofyan, di Desa Hiyung, Tapin, Jumat.
Petugas berupaya mengamankan lahan cabai dan pemukiman dari api dengan cara memadamkan api di area semak belukar dan menggunakan motor sambil membawa mesin portabel.
Sedangkan, sebagian petugas berjaga di pinggir jalan raya mengamankan pemukiman menggunakan mobil tangki dan portabel.
Pantauan ANTARA di lokasi kejadian, api masih membumbung tinggi pada beberapa titik hingga petugas gabungan dan warga kewalahan menangani kobaran api.
Baca juga: BPBD Tapin berupaya padamkan karhutla cabai hiyung siap panen
Petugas juga kesulitan menjangkau titik api yang menyebar ke lahan cabai Hiyung lainnya dan terkendala sumber air serta hembusan angin cukup kencang di lokasi kejadian.
Sementara itu Ketua Kelompok Tani Karya Baru Junaidi sekaligus penyuluh Dinas Pertanian Kabupaten Tapin, Junaidi, mengatakan sekitar 12 ribu batang cabai rawit Hiyung siap panen terbakar sejak Jumat siang.
"Berdasarkan laporan petani, yang pasti sudah ada tiga hektare yang terbakar," ucap Junaidi.
Junaidi mengungkapkan lahan cabai rawit yang terbakar lebih dari tiga hektare sejak siang hingga Jumat malam ini.
"Masih kita data," tutur Junaidi.
Junaidi menyebutkan rata-rata produksi cabai Hiyung seberat 4-6 ton per hektare dengan asumsi harga mencapai Rp45 ribu per kilogram, sehingga kerugian mencapai ratusan juta rupiah.
Baca juga: BPBD deteksi 16.220 titik api karhutla di Kalimantan Selatan
Pewarta: Taufik Ridwan/M Fauzi Fadilah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023