Wina (ANTARA News) - Istana kota di Wina atau Stadtpalais keluarga ningrat Liechtenstein, yang diluncurkan untuk membangkitkan gaya Rococo, pertengahan Abad 19, direncanakan dibuka untuk wisatawan umum untuk pertama kali pada Jumat, setelah pemugaran besar-besaran.
Bangunan istana dari Abad 17 itu sebelumnya adalah hunian milik keluarga ningrat Leichtenstein, salah satu keluarga kaya raya di Wina, dan dipertimbangkan sebagai arsitektur berseni. Keluarga tersebut pindah ke keraton kecil di Alpina.
Gedung itu, yang bergaya Barok pernah, dipugar pada 1840 pada masa neo-Rococo dan mengalami kerusakan akibat serangan bom pada Perang Dunia II, saat satu pesawat tempur menabrak atapnya pada hari-hari terakhir perang, tetapi gedung tersebut tetap berdiri kokoh.
Pada tahun 1970-an bangunan itu sempat diperbaiki tambal-sulam dan Kementerian Luar Negeri Austria memanfaatkan beberapa ruang sebagai kantor dengan menyembunyikan ornamennya dengan dinding palsu serta lantai yang dinaikkan.
Tahun 2008 pemugaran besar mulai dilakukan dengan menghabiskan anggoran 100 juta euro, dan mengembalikan sentuhan pribadi dari masa sebelum perang dan menunjukkan kemegahan dan kemuliaannya, atap berlapor, hiasan emas dan lantai kayu.
"Pembangunnya seperti memasang potongan gambar bagi para arsitek," kata juru bicara istana tersebut.
"Banyak tempat lilin yang asli harus dilacak di gudang bawah tanah toko-toko seni di Wina."
Sebagian dari gedung yang dipugar itu akan dipertahankan untuk tempat tinggal pribadi, masyarakat umum bisa menikmati bagian-bagian ayang akan dibuka misalnya ruang Rococo dengan arsitektur Barok - Roma dan juga karya seni klasik pilihan.
Proyek pemugaran itu didanai oleh Pangeran Hans-Adam II, yang keluarganya pernah memerintah di keraton Liechtenstein yang memiliki luas 160 km persegi sejak tahun 1699, meskipun Wina tetap menjadi tempat tinggal utama mereka sampai 1938 saat terjadi pencaplokan Austria oleh Jerman.
Keluarga ningrat itu berhasil mengubah keraton di daerah pedesaan yang terpencil menjadi pusat bank yang kaya dan menjadi tempat tinggal bagi 36 ribu orang kaya dunia, dengan pendapatan perkapita 141.000 dolar pada 2012.
Selain istana kota itu, Pangeran Hans-Adam memiliki istana kebun kembar tepat di pinggir jantung kota -- tempat ia menyimpan benda-benda koleksi mahakarya termasuk Rubens, Amerling dan Waldmueller juga Istana Viena Woods.
Liechtenstein adalah satu-satunya kerajaan di Eropa yang memiliki kekuasaan eksekutif penuh dan tahun lalu para pemilih menolak usul untuk menanggalkan hak veto bagi Pangeran yang berkuasa sebagai hasil dari referendum yang populer.
Putra Mahkota Alois yang mendapat tugas memimpin pemerintah sehari-hari dari ayahnya sejak 2004, mengatakan, kerajaan akan keluar dari negara jika veto dihapuskan, meruntuhkan stabilitas dan kemakmuran bagi semua, demikian Reuters.
(M007/C003)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013