"Saya hampir tiap pekan didatangi rentenir meminjamkan uang dengan bunga menjanjikan, untuk biaya sekolah setelah UN tapi selalu ditolak, hal ini meresahkan," kata Ny. Jamaludin Ahmad (38) warga Kecamatan Minas, Siak, Jumat.
Dia mengatakan rentenir sengaja meminjamkan uang sebagai biaya bagi keperluan melanjutkan pendidikan anak.
Pendapat serupa diutarakan Masniar (46), warga Kecamatan Tualang dan Rais Sugeng (40) penduduk Kecamatan Lubuk Dalam, Kabupaten Siak.
Rais mengatakan rentenir itu berupaya meyakinkan bahwa usaha mereka mendapatkan persetujuan dan dukungan dari koperasi setempat.
Bapak tiga anak asal Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah itu berusaha menghindar bila rentenir mendatangi rumah mereka.
Dua pekan lalu dia didatengai seorang rentenir yang menawarkan pinjaman uang Rp20 juta, namun ditolaknya karena angsuran pembayarannya cukup besar.
"Bila kita meminjam uang sebesar Rp20 juta, maka pengembalian total hingga lunas mencapai Rp42 juta dengan cicilan per bulan atau per hari," katanya.
Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Pemkab Siak, Wan Bukhari mengaku banyak menerima keluhan dari warga. "Bila dirugikan segera melapor ke polisi setempat," katanya.
Pewarta: Adityawarman
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013