"Ramai, ada banyak polisi, pakai senjata. Jadi pas mereka (aparat) datang kita dilarang keluar, mengintip juga nggak boleh. Baru setelah terorisnya ditangkap, kami bisa keluar rumah lihat keadaan sekitar," kata Mulyati (42), pemilik toko kelontong di depan rumah yang semalam digerebek aparat.
"Kaget juga, kenapa tiba-tiba ada banyak aparat, pas saya tanya ternyata polisi dapat info dari Solo," tambah dia.
Ia mengaku melihat aparat membawa seorang perempuan, istri terduga teroris bernama JM alias Asep dan seorang bayi dari satu rumah kontrakan di Jalan Bangka 2F No. 2A di Mampang Prapatan itu.
Menurut Mulyati, penghuni rumah kontrakan yang semalam digerebek menjalankan usaha air minum isi ulang, yang sudah hampir tiga kali pindah tangan.
"Jualannya juga nggak keliling, hanya nunggu pembeli datang," katanya.
Dia mengaku hanya pernah beberapa kali berbincang dengan orang yang diduga sebagai teroris itu. Ia juga menyebut keluarga kecil itu agak tertutup.
Anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri menangkap dua orang terduga teroris berinisial JM alias Asep dan Ovie di Jalan Sudirman menuju Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, pada Kamis malam, kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri, Brigadir Jenderal Polisi Boy Rafli Amar.
Menurut Boy, kedua orang itu membawa lima buah bom pipa siap ledak saat ditangkap anggota Densus 88 Antiteror Mabes Polri.
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013