Wellington (ANTARA) - Perbankan Selandia Baru pada Jumat mengatakan mereka akan memperkenalkan langkah-langkah baru untuk melawan penipuan yang ditargetkan pada nasabahnya termasuk mendirikan pusat Anti-Penipuan (Anti-Scam) nasional, menggabungkan sumber daya untuk memerangi pencucian uang dan meningkatkan kesadaran masyarakat.

Roger Beaumont, kepala eksekutif Asosiasi Perbankan Selandia Baru, yang mewakili seluruh bank besar yang berbasis di Selandia Baru, mengatakan dalam pernyataannya bahwa komitmen bersama bank ritel diharapkan berdampak positif dalam menanggulangi penggelapan dan penipuan.

Pada kuartal kedua tahun 2023, terdapat 1.950 penipuan yang dilaporkan dan menyebabkan kerugian sebesar 4,2 juta dolar Selandia Baru (2,48 juta dolar AS), menurut data dari Tim Tanggap Darurat Komputer (Computer Emergency Response Team) pemerintah Selandia Baru.

Beaumont mengatakan industri perbankan akan mendukung pembentukan Pusat Anti-Penipuan nasional yang tersentralisasi dan terkoordinasi, memulai layanan pemeriksaan nama rekening, berkomitmen untuk menghapus semua tautan web dari teks ke pelanggan dan menyelidiki pembagian informasi real time antara organisasi yang terkena dampak penipuan.

Waktu pelaksanaan masing-masing inisiatif ini akan bervariasi tergantung pada kompleksitas dan kelayakannya, katanya.

Australia, tempat empat bank ritel terbesar di Selandia Baru berkantor pusat, juga menerapkan langkah-langkah baru serupa. Mereka telah memperkenalkan unit spesialis pemerintah, penegak hukum dan sektor swasta untuk mencoba menghentikan penipuan dan mengurangi kerugian.


Baca juga: Mendag yakin perdagangan ke Selandia Baru naik jadi 4 miliar dolar NZ
Baca juga: Survei ungkap warga Selandia Baru sambut baik kembalinya pariwisata

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023