"Pasar Indonesia kemungkinan masih merespon revisi turun outlook Indonesia dari badan peringkat S&P. Kami perkirakan rupiah cenderung melemah menuju kisaran antara Rp9.735-Rp.9.745 per dolar AS dengan penjagaan BI," kata pengamat pasar Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih di Jakarta, Jumat.
Ia menambahkan badan pemeringkat S&P merevisi turun outlook dari surat utang eksternal (sovereign debt) Indonesia dari sebelumnya positif menjadi stabil, dengan peringkat tetap di posisi BB+ (double B plus).
"Revisi itu mempertimbangkan kondisi neraca eksternal yang kurang positif, ditambah defisit di anggaran pemerintah. Indonesia menghadapi `twin deficits`," katanya.
Meski demikian, lanjut dia, nilai tukar rupiah masih cukup stabil terhadap dolar AS, persepsi fundamental ekonomi Indonesia yang masih baik menahan pelemahan lebih jauh.
Ia menambahkan dana asing yang masih terus masuk ke regional Asia termasuk ke Indonesia akan mendorong pertubuhan ekonomi. Derasnya dana asing yang masuk itu ditandai dengan naiknya harga aset di Asia termasuk properti dan saham.
"Kendati ekonomi Asia masih dianggap sebagai motor ekonomi dunia, tetapi IMF juga mengingatkan kemungkinan terjadinya `overheating` ekonomi. Hal itu biasanya ditandai dengan tingginya pertumbuhan ekonomi yang diikuti dengan tingginya inflasi," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013