London (ANTARA News) - Indonesia berhasil meraih transaksi senilai 36,2 juta dolar dalam pameran pangan laut terbesar di dunia, European Seafood Exposition (ESE) 2013, yang diselenggarakan di Brussel, Belgia, baru baru ini.
Duta Besar RI untuk Belgia, Luksemburg dan Uni Eropa Arif Havas Oegroseno kepada ANTARA London, Jumat mengatakan angka tersebut lebih tinggi dari capaian tahun-tahun sebelumnya, yaitu sebesar 34,5 juta dollar AS di tahun 2012 dan 32,1 juta dollar AS di tahun 2011.
Dalam kesempatan pameran tersebut, ditandatangani pula dua MoU, yakni antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI dengan CBI (Center for Promotion of Imports from Developing Countries) dan antara KKP dengan SIPPO (Swiss Import Promotion Program).
European Seafood Exposition (ESE) ke-21 diselenggarakan Seafood Processing Europe ke-15 yang diadakan bersamaan berhasil menarik lebih dari 25.000 top buyers dan top sellers dari berbagai belahan dunia.
Peserta pameran berasal dari lebih dari 70 negara sedangkan buyers datang dari 140 negara di dunia dan merepresentasikan berbagai kategori utama purchasing seperti importer dan eksportir, broker, trader, processor, fishing company & aquaculture, distribution/ wholesale, serta foodservicing and catering.
Tahun ini terdapat 11 pengusaha pangan laut swasta yang berpartisipasi dalam ESE, baik difasilitasi oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI maupun oleh CBI (Center for Promotion of Imports from Developing Countries).
Peserta lainnya yaitu PT Central Proteina Prima, Bahari Biru Nusantara, Bumi Menara Internusa, Dharma Samudera Fishing Industry Tbk, Inti Lautan Fajar Abadi, Istana Cipta Sembada (ICS), Pacific Harvest CV, Rex Canning, Toba Seafood & Surimi Industries, Tuna Permata Rezeki, dan Wirontono Baru.
Selama pameran, Paviliun Indonesia menampilkan demo memasak pangan laut. Demo ini mendapat tanggapan positif dari para pengunjung pameran yang berkesempatan menikmati pangan laut produksi Indonesia.
Duta Besar RI untuk Belgia, Luksemburg dan Uni Eropa Arif Havas Oegroseno mengatakan potensi pasar ikan dan pangan laut lainnya di Uni Eropa sangat besar mengingat 80 persen kebutuhan ikan dan pangan laut Uni Eropa dipenuhi dari impor negara lain.
Indonesia memiliki banyak peluang peningkatan ekspor produk ikan dan pangan laut lainnya ke Uni Eropa karena dibandingkan dengan kapasitas yang dimiliki, ekspor Indonesia yang baru menempati pangsa sebesar tiga persen.
Lebih lanjut dikatakannya kendala di produk ikan dan pangan laut lainnya asal Indonesia ke Uni Eropa utamanya adalah kemampuan menjaga kualitas pemrosesan hasil ikan.
Hal ini sebenarnya dapat diatasi melalui kerjasama semua pihak terkait di Indonesia, khususnya pemerintah provinsi dan swasta, untuk peningkatan kapasitas dan kualitas produk ikan dan ekspor pangan laut Indonesia.
Penyelenggaraan ESE berikutnya akan diadakan pada tanggal 6-8 Mei mendatang. (ZG)
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013