Di hulu, kita cegah stunting baruJakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Barat membagikan 1.050 paket olahan daging ikan kepada balita untuk menekan angka stunting.
"Meski kondisi Jakarta Barat setahun belakangan itu mengalami penurunan prevalensi stunting yang signifikan dari 17,6 persen pada tahun 2021 menjadi 15,2 persen pada tahun 2022, namun kita juga harus jujur, masih banyak balita yang berat badannya kurang, untuk itu perlu makanan tambahan," kata Wakil Wali Kota Jakarta Barat, Hendra Hidayat saat ditemui dalam kegiatan "Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan" (GEMARIKAN) di RPTRA Kalijodo, Tambora, Kamis.
Hendra menyebut jika tidak dilakukan penanganan secara dini, maka balita-balita ini akan menjadi penyumbang terbesar calon balita stunting baru di Jakarta Barat.
Lebih lanjut Hendra menyebut untuk memecahkan persoalan stunting harus dilakukan penanganan dari hulu ke hilir.
"Di hulu, kita cegah stunting baru sementara di hilir kita harus pastikan balita yang sudah stunting dapat diobati agar membaik status gizinya," kata Hendra.
Ia menuturkan pemberian makanan tinggi protein hewani selama 14 hari dapat meningkatkan berat badan balita khususnya pada balita yang memiliki berat badan kurang.
Kegiatan GEMARIKAN di RPTRA Kalijodo melibatkan 400 balita dan 525 siswa sekolah dasar (SD).
Secara terpisah, Ketua Subkelompok Kesehatan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Jakarta Barat, Endang Tri Rahayu menyebut bantuan total 1.050 paket olahan ikan, terdiri dari ebifurai (olahan udang), bakso ikan, siomai ikan, dan olahan ikan lainnya.
Mengenai angka prevalensi stunting Jakarta Barat untuk tahun 2023, Endang menyebut belum memiliki data terkait lantaran survei untuk tahun ini baru mulai dilaksanakan di bulan Agustus dan masih berlangsung sampai sekarang.
Adapun hasil survei tersebut kemudian akan diolah menjadi gambaran prevalensi stunting yang baru.
"Namun, dilihat dari jumlah lokus stunting, jumlah lokus stunting di Jakarta Barat dari tahun 2021-2023 mengalami penurunan, yaitu 11 lokus (2021), sembilan lokus (2022) dan delapan lokus (2023)," kata Endang.
Dengan demikian, kata Endang, Pemkot Jakbar optimis mampu mencapai prevalensi maksimal 14 persen di tahun 2024 sesuai target nasional berdasarkan Perpres Nomor 72 tahun 2021 tentang Tim Percepatan Penurunan Stunting.
Baca juga: Sudinkes Jakbar berikan protein ikan kepada anak-anak cegah stunting
Baca juga: Gelar Rembuk Stunting, Pemkot Jaktim optimistis angka stunting turun
Baca juga: Bulan Dana PMI, Pemkot Jaktim targetkan Rp10 miliar
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2023