Republik Tatarstan merupakan bagian dari federasi Rusia, yang kaya dalam sumber daya mineral dan minyak serta kuat dalam bidang petrochemical,"

Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan mengembangkan kerja sama dalam bidang energi minyak bumi dengan Republik Tatarstan untuk meningkatkan potensi hubungan bilateral ekonomi antarkedua negara.

"Republik Tatarstan merupakan bagian dari federasi Rusia, yang kaya dalam sumber daya mineral dan minyak serta kuat dalam bidang petrochemical," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa seusai menerima kunjungan Presiden Republik Tatarstan Rustam Minnikhanov beserta delegasi di Jakarta, Kamis.

Ikut hadir dalam pertemuan tersebut Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krishnamurti, Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin dan Kepala Badan Pengembangan Investasi Republik Tatarstan Linar Yakupov.

Hatta mengatakan kerja sama tersebut selain menyangkut pengembangan energi dari minyak bumi di tingkat hulu dan hilir juga termasuk produk industri seperti mesin, peralatan transportasi dan kimia.

"Industri paling maju di Tatarstan adalah kendaraan berat untuk pertambangan, yaitu Kamaz dan industri penerbangan serta perakitan militer," ujarnya.

Selain itu, pengembangan kerja sama tersebut juga mencakup bidang investasi dalam produk makanan halal, perbankan syariah dan teknologi berbasis riset yang berkaitan dengan energi pangan.

"Sebanyak 53 persen penduduk Tatarstan merupakan muslim dan kita bisa mengembangkan industri berbasis budaya islam disana," kata Hatta.

Saat ini, kedua negara mempunyai Komisi Bersama (Joint Commision) Indonesia-Rusia di bidang ekonomi dan kerja sama teknis antar komunitas bisnis untuk meningkatkan hubungan bilateral ekonomi.

"Di komisi bersama itu kita mendorong nilai perdagangan terutama untuk komoditas karet alam, teh, kopi dan sawit untuk wilayah Kazakhstan dan Belarusia," kata Hatta.

Republik Tatarstan merupakan bagian dari negara Federasi Rusia sejak 2002 dengan Ibu Kota di Kazan, yang kaya akan sumber daya alam seperti minyak dan bahan bangunan, lahan gambut serta gipsum.

Ekspor utama negara tersebut antara lain minyak mentah dan produk berbasis minyak lainnya, karet sintetis, mesin, peralatan, instrumen dan kendaraan transportasi, plastik dan produk berbasis karet lainnya.

Negara yang berpenduduk 3,5 juta jiwa ini mengharapkan dapat memanfaatkan pasar Indonesia yang sedang berkembang untuk peralatan industri, infrastruktur, serta sektor pertambangan dan energi.

Sementara, Indonesia menginginkan kerja sama ini dapat meningkatkan keseluruhan nilai total perdagangan dengan Federasi Rusia hingga mencapai sekitar empat miliar hingga lima miliar dolar AS pada 2015.

Saat ini, total perdagangan antara Indonesia dengan Rusia telah meningkat dari 1,66 miliar dolar AS pada 2008 menjadi 3,37 miliar dolar AS pada 2012 dengan peningkatan neraca perdagangan sebesar 1,64 miliar dolar AS.
(S034/A035)

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013