"Itu tidak disalahkan WTO, dulu belum ada WTO dan sayang tokohnya Bob Hasan yang namanya kurang baik. Tapi rasanya kita tidak perlu malu meniru prilaku Bob Hasan yang baik, bukan yang buruknya. Buruknya serahkan ke pengadilan saja," katanya.
Jakarta (ANTARA News) - Pengamat ekonomi UI Faisal Basri yang sering bicara blak-blakan mengkritisi birokrasi dan korupsi di negeri ini secara gamblang, juga memuji dan kagum pada mantan Mantan Menperindag Bob Hasan. Pada diskusi terbatas Kadin Indonesia yang membahas mengenai roadmap industri hasil hutan di Jakarta, pekan ini, Faisal yang pernah bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN) mengagumi ide cemerlang Bob Hasan membuat kartel kayu lapis di dalam negeri sebelum krisis. "Jangan kita lihat namanya, tapi tindakan-tindakannya yang dianggap cemerlang oleh kalangan akademisi sekalipun," ujarnya. Tindakan Bob Hasan yang dipujinya itu, menurut Faisal juga dipuji oleh seorang profesor dari MIT yang banyak menulis kebijakan industri di negara-negara yang menjadi "Macan Asia" seperti Taiwan, Cina, Korea Selatan dan Jepang. "Kita belum menjadi negara `Macan Asia`, tapi dia pernah menyampaikan salutnya atas keberhasilan Indonesia mengatur pasar dunia di bidang perkayuan dan tidak ada disalahkan karena itu suatu respon yang sangat tepat takkala pasar dunia dihadapkan pada struktur pasar yang oligopolistik bukan persaingan sempurna," katanya. Ketika itu Bob Hasan membuat kartel para produsen kayu lapis di dalam negeri sehingga Indonesia bisa mengatur harga dan harga kayu lapis bisa meningkat. "Itu tidak disalahkan WTO, dulu belum ada WTO dan sayang tokohnya Bob Hasan yang namanya kurang baik. Tapi rasanya kita tidak perlu malu meniru prilaku Bob Hasan yang baik, bukan yang buruknya. Buruknya serahkan ke pengadilan saja," ujar Dosen Pasca Sarjana UI itu.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006