Mataram (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat (NTB) menjamin validitas data hasil Sensus Pertanian 2013 karena dilaksanakan oleh para petugas pencacah yang berkompeten dan diawasi secara ketat oleh petugas monitoring berkualitas.
Kepala BPS NTB H Soegarenda di Mataram, Kamis, mengatakan Sensus Pertanian 2013 dilaksanakan mulai 1 Mei dan melibatkan 6.036 petugas pencacah itu dilakukan monitoring kualitas (MK) oleh petugas dari BPS Ri dan BPSW Provinsi NTB.
"Karena itu kami menjamin bahwa Sensus Pertanian tersebut dilaksanakan secara bertanggung jawab dan mendapat pengawasan ketat oleh petugas monitoring kualitas, sehingga kita berani memastikan petugas pencacah mendatangi masing-masing rumah tangga untuk melakukan pencacahan," katanya didampingi Kabid Statistik Produksi BPS NTB Anas.
Ia mengatakan, pada blok yang telah dicacah oleh petugas sensus akan didatangi oleh petugas monitoring kualitas untuk memastikan bahwa petugas pencacah benar-benar melakukan pencacahan secara langsung.
Menurut dia, 6.036 orang pencacah direkrut dari 1.122 desa yang tersebar di 116 kecamatan di sepuluh kabupaten/kota se NTB. Para petugas sensus akan mengumpulkan data pertanian termasuk perikanan, peternakan, kehutanan dan perkebunan.
Para pencacah tersebut, kata Soegarenda, tergabung dalam 1.509 tim yang masing-masing beranggotakan empat orang. Mereka disebar ke 15.035 blok yang terdiri dari 12.577 wilayah konsentrasi dan 2.548 non konsentrasi.
"Untuk wilayah konsentrasi didatangi langsung oleh pencacah dari pintu ke pintu, sedangkan non konsentrasi yang jumlahnya kurang dari 10 rumah tangga per blok didatangi melalui ketua Rukun Tetangga (RT), kepala dusun atau petugas penyuluh lapangan.
Ia mengatakan, untuk pelaksanaan Sensus Pertanian 2013 di NTB dialokasikan anggaran sebesar Rp30 miliar untuk honor 6.036 orang petugas pencacah yang akan menerima honor masing-masing Rp2,8 juta selama sebulan melakukan sensus.
Pewarta: Masnun
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013