Muzani mencontohkan bagaimana demokrasi masa lampau dalam pergantian kepemimpinan yang cenderung menggunakan kekerasan dan pertumpahan darah, seperti perang atau kudeta.
“Oleh karena, itu perebutan kekuasaan dengan menempatkan perwakilan parpol (partai politik) melalui pemilihan umum ini adalah cara modern yang kita sepakati,” kata dia dikutip dari keterangan tertulis diterima di Jakarta, Rabu.
Dia menyampaikan itu saat memberikan materi dalam "Forum Diskusi Keberagaman Menjadi Kekuatan Wujudkan Pemilu Bermartabat" di Bandung, Jawa Barat, Rabu.
Dalam kesempatan itu, dia kembali menyampaikan komitmen calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto terhadap persatuan dan kesatuan, demi kepentingan bangsa dan negara.
Lebih lanjut, Muzani optimistis pemilu tahun depan dapat berjalan dengan bermartabat.
Dia meyakini hal itu karena melihat perkembangan pengguna media sosial yang aktif memberi masukan, kritik, dan mengingatkan pihak-pihak yang berpotensi mengganggu stabilitas politik nasional.
“Saat ini jika ada yang dianggap keluar dari koridor yang bisa merusak tata krama dalam penggunaan medsos (media sosial), maka netizen yang akan mengingatkan kepada netizen yang lain,” imbuhnya.
Muzani pun menjamin elite saat ini memiliki kesadaran yang baik untuk bersama-sama menjaga persatuan dan kondusivitas bangsa.
“Bagi setiap tim pemenangan kita minta untuk mengabarkan kepada seluruh rakyat Indonesia bahwa program ini, kemenangan itu sebagai kemenangan Indonesia,” katanya.
Baca juga: Habiburokhman tegaskan kesetaraan faktor terpenting dalam koalisi
Baca juga: Relawan luncurkan biografi Prabowo ungkap kedekatan dengan pejuang
Baca juga: Gerindra tegaskan kepemimpinan Prabowo tak mengancam kekuatan politik
Pewarta: Fath Putra Mulya
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2023