Selama pendampingan, penjualan koperasi naik sampai 29 persen. Selama 2023 penjualan koperasi nyampai Rp450 juta

Gresik, Jawa Timur (ANTARA) - Staf Fungsional Ahli Bidang Jasa Konsultasi Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Gerald Setiawan Grisanto mengungkapkan Program Desa Devisa berhasil membawa Koperasi Produsen Wedani Giri Nata (WGN) meraup Rp450 juta dari hasil ekspor kerajinan tenun sepanjang 2023.

Koperasi binaan LPEI tersebut menaungi 550 orang penenun di Desa Wedani, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

"Selama pendampingan, penjualan koperasi naik sampai 29 persen. Selama 2023 penjualan koperasi nyampai Rp450 juta," ujar Gerald dalam konferensi pers di Gresik, Jawa Timur, Rabu.

Sampai saat ini, ia menjelaskan Desa Devisa Tenun Gresik memiliki kapasitas produksi mencapai 146.400 lembar sarung per bulan, dan telah melakukan indirect export ke beberapa negara, diantaranya Malaysia, Brunei Darussalam, hingga Arab Saudi.

Dalam kurun waktu 2021 hingga 2022, pendampingan yang diberikan LPEI bersama fasilitator kepada penenun melalui berbagai program, diantaranya pelatihan manajerial koperasi, pelatihan akuntansi keuangan, pelatihan desain dan produk, pelatihan peningkatan kualitas, serta memfasilitasi pameran pada event G20.

Melalui Program Desa Devisa, Gerald menyebut para pelaku usaha mendapatkan manfaat, diantaranya peningkatan kapasitas produksi sebesar 14 persen, peningkatan penjualan sebesar 29 persen, serta bertambahnya buyer baru yang berasal dari Yaman, Arab Saudi dan Somalia.

LPEI mencatat sudah terdapat 412 Program Desa Devisa yang terbagi dalam lima industri, diantaranya industri kopi, perikanan dan hasil laut, kakao, rempah, kelapa dan produk turunan, fashion batik dan tenun, serta furniture dan home dekor.

Dalam kesempatan sama, Pembina Koperasi WGN Ariyatin menjelaskan, harga kerajinan tenun berupa kain ataupun baju di Koperasi WGN berkisar antara Rp200 sampai Rp1,5 juta, tergantung bahan dasar dari kain tersebut.

"Kalau motifnya ada songket dan corak ikat, songket (pembuatannya) lebih lama, ikat lebih cepat," ujar Ariyatin.

LPEI sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan dibentuk bertujuan untuk mendukung program ekspor nasional melalui Pembiayaan Ekspor Nasional (PEN) dalam bentuk Pembiayaan, Penjaminan dan Asuransi, serta Jasa Konsultasi.

Baca juga: Pemkot Kediri usulkan tiga kelurahan jadi Desa Devisa ke LPEI

Baca juga: BSI sinergi dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia dorong ekspor

Baca juga: LPEI jajaki potensi ekspor Indonesia ke Amerika Latin, Karibia

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023