Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah berencana membangun 11 pabrik biodiesel tahun ini, sebagai bagian dari upaya jangka pendek peningkatan pasokan komoditas tersebut. "Kapasitas total dari 11 pabrik itu sebesar 26 ribu ton per tahun atau setara dengan sekitar 29 juta liter atau sekitar 45 persen kebutuhan biodiesel di DKI Jakarta dengan merek dagang biosolar B-5," kata Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM), Purnomo Yusgiantoro, saat Raker dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Senin. Tanpa menyebut berapa perkiraan investasinya, Purnomo mengaku dananya dari anggaran khusus energi alternatif yang dikoordinir Menko Bidang Perekonomian. Pada rapat yang dipimpin Ketua Komisi VII DPR, Agusman Effendi, Menteri Purnomo juga menegaskan pihaknya melalui PPPTMGB `LEMIGAS` juga sedang merencanakan pembangunan Pilot Plant untuk memproduksi biodiesel. Kapasitasnya, sebesar 8 hingga 10 ton per hari. "Ini semua dalam rangka mendukung diversifikasi energi yang pelaksanaan pembangunannya akan dilakukan secara bertahap mulai tahun ini dan diharapkan dapat berproduksi mulai tahun 2007," katanya. Ia juga mengatakan upaya diversifikasi energi ini juga memberikan kesempatan kepada pihak swasta. Untuk itulah kini kepada swasta diberikan kemudahan dalam proses perijinan usaha biodiesel. "Saat ini telah ada satu perusahaan yang mendapatkan ijin usaha niaga biofuel dan ada lima perusahaan yang sedang dalam proses perijinan," tuturnya. Dikatakannya juga, sesuai laporan tim kecil biofuel antar=departemen, kemampuan pasokan biodiesel yakni pada 2007 sebesar 187 juta liter, pada 2008 sebesar 377 juta liter, 1200 juta liter pada 2009 dan 1337 juta liter pada 2010. ``Sehingga target substitusi biodiesel untuk transportasi adalah sebesar 10 persen pada tahun 2010,`` ujar Purnomo Yusgiantoro. Tentang penggalakan pemanfaatan biodiesel, kata Purnomo, juga diiringi dengan sosialisasi baik pada kendaraan umum (bus Damri dan Transjakarta), kendaraan pribadi maupun kendaraan dinas pemerintah di lingkungan Departemen ESDM. Bersama dengan Perum Damri pada tahun 2006 akan dibangun SPBU percontohan biodiesel. Selain itu, juga akan dibangun percontohan PLTDB biodiesel di Gorontalo dan Nusa Tenggara Barat. Terkait pemanfaatan biodiesel untuk mengurangi konsumsi solar ini, kata Menteri Purnomo, telah dilakukan penelitian dan pengembangan. Biodiesel yang dikembangkan menggunakan bahan baku berbasis minyak nabati (minyak kelapa sawit) dan minyak goreng bekas (jelantah). Biodiesel juga dapat dicampurkan dengan berbagai perbandingan dengan minyak solar, misalnyal 10 persen volume biodiesel dengan 10 persen volume minyak solar dan ditandai dengan pola B10. (*)
Copyright © ANTARA 2006