Jakarta (ANTARA News) - Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian mengembangkan berbagai varietas padi rendah emisi.
Varietas padi rendah emisi itu untuk membantu pencapaian target nasional penurunan emisi 26 persen atau setara delapan juta ton karbon pada 2020.
"Dengan inovasi teknologi, sektor pertanian mampu membantu memenuhi penurunan emisi melebihi yang ditargetkan sebesar 8 juta ton CO2 sebelum tahun 2020," kata Kepala Balitbang Kementerian Pertanian Dr Haryono pada diskusi publik Inovasi Teknologi Pertanian di Jakarta, Rabu.
Ia mencontohkan, penggunaan varietas padi Ciherang yang telah ditanam hingga 6,5 juta hektare sawah, diperkirakan mampu menurunkan emisi sampai 10,3 juta ton CO2 pada 2011.
Pemerintah Indonesia berkomitmen mengurangi gas rumah kaca (GRK) sebesar 26 persen dari kondisi "business as usual" (setara 8 juta ton CO2) pada 2020 dengan upaya sendiri, dan 41 persen (setara 11 juta ton CO2) dengan bantuan luar negeri yang dituangkan dalam Perpres 61/2011.
Sementara itu, Kepala Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi Kemtan Haris Syahbuddin menambahkan meski emisi metana (CH4) padi Ciherang tergolong tidak terlalu rendah, yakni mencapai 292 kg/ha/musim, produktivitasnya mencapai 4,6 ton per ha.
"Sehingga dengan koefisien 15,75 produksi padi/kg CH4, Ciherang tetap layak dipilih untuk dibudidayakan mayoritas petani," katanya sambil menambahkan emisi metana mempunyai efek 25 kali lipat emisi karbon.
Menurut dia, selain Ciherang, banyak varietas padi lain yang telah dilepas Kemtan memiliki emisi lebih rendah dari Ciherang dengan produktivitas yang juga lebih tinggi sehingga lebih baik dibudidayakan.
Ia mencontohkan, varietas Inpari-6 yang emisi metannya 272 kg/ha/musim dengan produktivitas 5,1 ton/ha, atau IR 64 yang emisi metannya sangat rendah 238 kg/ha/musim dengan produktivitas hampir sama dengan Ciherang, 4,5 ton/ha.
Sedangkan untuk padi rawa, ada varietas batanghari dengan emisi metan sangat rendah 104 kg/ha/musim meski produktivitasnya hanya 3,3 ton/ha atau indragiri yang emisi metannya 141 kg/ha/musim dan produktivitasnya sampai 6 ton/ha, ujarnya.
Pewarta: Dewanti Lestari
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013