Tokyo (ANTARA) - Badan Energi Atom Jepang (Japan Atomic Energy Agency/JAEA) mengonfirmasi terdeteksinya kebocoran bahan radioaktif pada salah satu fasilitas penelitian bahan bakar nuklirnya, namun dilaporkan tidak ada dampak buruk terhadap kesehatan staf maupun lingkungan sekitar, demikian diwartakan media setempat.
Kebocoran terdeteksi di Ruang Pengembangan Bahan Bakar Plutonium No. 3 di Laboratorium Rekayasa Siklus Bahan Bakar Nuklir JAEA yang terletak di Desa Tokai, Prefektur Ibaraki, ungkap laporan dari kantor berita nasional Kyodo mengutip JAEA.
Pada Jumat (8/9) pekan lalu, Ruang Pengembangan Bahan Bakar Plutonium No. 3 mengidentifikasi polusi yang disebabkan oleh bahan radioaktif di empat lokasi di dalam fasilitas itu.
Polusi tersebut ditemukan saat melakukan inspeksi rutin terhadap peralatan glovebox yang dirancang kedap udara.
Kontaminasi ditemukan di bagian atas dan bawah glovebox, dengan tingkat aktivitas radioaktif tertinggi mencapai sekitar 33 becquerel.
Meski berisi material bahan bakar nuklir, glovebox itu belum pernah digunakan baru-baru ini dan hanya menjalani inspeksi rutin dua tahunan, kata JAEA.
JAEA telah meyakinkan masyarakat bahwa kebocoran bahan nuklir itu tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan empat staf fasilitas tersebut maupun lingkungan sekitar.
Saat ini, penyebab kebocoran bahan radioaktif itu sedang diselidiki. Otoritas di laboratorium tersebut mencurigai bahwa bahan radioaktif mungkin merembes keluar dari peralatan itu.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023