Marrakesh (ANTARA) - Jumlah korban tewas akibat gempa bumi dahsyat di Maroko bertambah menjadi 2.901 orang dan korban luka-luka menjadi 5.530 orang, demikian pernyataan terbaru yang dirilis pemerintah Maroko pada Selasa (12/9).

Di Ouirgane, salah satu desa yang terdampak paling parah di daerah pegunungan, wartawan Xinhua melihat semua rumah rata dengan tanah dan tim penyelamat menggunakan ekskavator untuk membersihkan puing-puing.

Maroko telah menerima tawaran bantuan dari Spanyol, Inggris, Uni Emirat Arab, dan Qatar, sementara tawaran bantuan dari negara-negara lain sedang menunggu persetujuan.

Tim penyelamat mendistribusikan bantuan di Amizmiz, Maroko, yang dilanda gempa pada 11 September 2023. (Xinhua/Wang Dongzhen)

Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies/IFRC) pada Selasa meluncurkan permohonan pemberian bantuan darurat sebesar 100 juta franc Swiss atau sekitar 112 juta dolar AS untuk membantu korban gempa bumi di Maroko.

Kebutuhan paling mendesak saat ini adalah air, sanitasi, dan tempat penampungan, kata Caroline Holt, yang menjabat direktur operasi global IFRC, kepada para wartawan di Jenewa. "Kita perlu memastikan bahwa kita terhindar dari gelombang bencana kedua," katanya.

Zhang Feigong, kepala tim medis China unit Agadir di Maroko, mengatakan kepada Xinhua bahwa tim medisnya telah menyumbangkan pasokan medis yang sangat dibutuhkan, seperti oksimeter denyut jari, sphygmomanometer (alat ukur tekanan darah) elektronik, dan pembersih tangan antibakteri, ke rumah-rumah sakit setempat.

Gempa bermagnitudo 6,8 mengguncang negara di Afrika Utara itu pada Jumat (8/9) pukul 23.11 waktu setempat atau Sabtu (9/9) pukul 05.11 WIB pada kedalaman 18,5 km, kata Survei Geologi Amerika Serikat (US Geological Survey).

Seorang anak laki-laki berjalan melewati bangunan yang hancur akibat gempa di Moulay, Maroko, pada 11 September 2023. (Xinhua/Wang Dongzhen)

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023