Bangkok (ANTARA) - Pasar e-commerce China yang bertumbuh pesat memberikan keuntungan potensial bagi bisnis-bisnis Thailand dengan perdagangan lintas perbatasannya yang berkembang, demikian dipaparkan dalam studi Kementerian Perdagangan Thailand pada Selasa (12/9).

Pemerintah China telah menerapkan sejumlah regulasi dan mendirikan 165 zona percontohan e-commerce lintas perbatasan (cross-border e-commerce/CBEC) di 33 kota dan area. Zona-zona ini memfasilitasi penjualan produk-produk China di situs web asing dan penjualan produk-produk asing di situs web China, menurut studi yang dirilis oleh Kantor Strategi dan Kebijakan Perdagangan (Trade Policy and Strategy Office/TPSO) kementerian tersebut.

Perdagangan melalui CBEC adalah kunci untuk memasuki pasar China. Zona ini akan membantu para pengusaha Thailand meningkatkan peluang mereka karena manfaat pajaknya serta prosedur bea cukai yang lebih cepat dan sederhana, kata Direktur TPSO Poonpong Nainapakorn dalam laporan itu.

Para pengusaha harus memeriksa faktor hukum, geografis, dan budaya dari target pelanggan mereka di China, kata Poonpong, menambahkan bahwa komunikasi yang efektif dengan calon pelanggan memerlukan pencocokan antara platform dengan produknya.

Menurut laporan itu, yang mengutip data Bea Cukai China, nilai impor dan ekspor melalui CBEC mencapai 150 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.341) pada paruh pertama 2023, mewakili pertumbuhan 16 persen secara tahunan (year on year).

Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023