Istanbul (ANTARA) - China pada Selasa menggugat pengawasan Sekretariat Badan Energi Atom Internasional (IAEA) atas pelepasan air limbah Jepang ke laut.
“Apa yang disebut pengawasan oleh Sekretariat IAEA tidak diamanatkan Dewan Gubernur badan tersebut atau dibahas oleh negara-negara anggota. Ini hanyalah konsultasi teknis dan dukungan Sekretariat untuk Jepang dan tidak bersifat internasional atau independen,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam konferensi pers.
Di tengah kritikan atas pelepasan limbah nuklir dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima ke laut oleh Jepang, Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi pada bulan lalu mengatakan bahwa badan itu melakukan pengumpulan sampel mandiri dan akan terus mengawasi situasi.
"Pada pengambilan sampel oleh badan IAEA baru-baru ini di Fukushima Daichi, tingkat tritium yang diverifikasi pada air yang dilepaskan, berada jauh di bawah batas operasional. Kami akan melanjutkan pengambilan sampel secara mandiri dan mengawasi hingga selesai," kata Grossi.
"Sebanyak 7.800 ton air terkontaminasi nuklir dibuang ke laut, dan masyarakat internasional masih belum diberitahu mengenai pengaturan pengawasan khusus Sekretariat IAEA," kata Mao.
Tokyo mulai membuang limbah nuklir dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima bulan lalu, memicu reaksi kerat dari China yang memberlakukan larangan pada impor hasil laut Jepang.
Sementara itu, pemimpin militer China telah menunda kunjungan mereka ke Jepang, yang sepertinya akibat perselisihan baru-baru ini mengenai pelepasan air radioaktif Fukushima yang diolah, menurut keterangan kantor berita Kyodo berbasis di Jepang.
Sumber: Anadolu
Baca juga: China harap Jepang jelaskan soal limbah Fukushima di ASEAN Plus Three
Baca juga: China enggan gabung ke kelompok pemantau pembuangan limbah nuklir
Baca juga: Jepang akan bantu nelayan yang terdampak sanksi China
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023