Peluang penguatan nilai tukar domestik masih ada seiring dengan Badan Pusat Statistik (BPS) yang merilis deflasi pada April 2013 sebesar 0,10 persen, namun sentimen negatif eksternal menahan penguatannya sehingga rupiah cenderung stagnan,"
Jakarta (ANTARA News) - Sentimen negatif eksternal menahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Rabu sore untuk bergerak menguat menyusul data ekonomi Indonesia yang positif.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore belum bergerak nilainya atau stagnan di posisi Rp9.720 per dolar AS.
"Peluang penguatan nilai tukar domestik masih ada seiring dengan Badan Pusat Statistik (BPS) yang merilis deflasi pada April 2013 sebesar 0,10 persen, namun sentimen negatif eksternal menahan penguatannya sehingga rupiah cenderung stagnan," ujar pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova di Jakarta, Rabu.
Ia mengemukakan investor sedang menunggu keputusan rapat bank sentral AS nanti malam ini. Beberapa data ekonomi AS yang telah dirilis mengindikasikan The Fed akan menekan suku bunganya.
"Data ekonomi AS yang cenderung melambat akan menekan dolar AS," katanya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menambahkan stimulus agresif The Fed diperkirakan akan terus dilakukan sehingga dolar AS akan mengalami tekanan.
Ia mengatakan investor juga masih menunggu data tenaga kerja dimana berpotensi menunjukan pelemahan akibat data laju produk domestik bruto (PDB) yang jatuh dibawah estimasi.
"Masih terbuka peluang adanya perpanjangan periode stimulus pelonggaran kuantitatif (QE) tahap tiga hingga tahun 2014 mendatang," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Rabu ini, tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp9.730 dibanding posisi sebelumnya senilai Rp9.722 per dolar AS. (*)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013