Tokyo (ANTARA News) - Bursa saham Tokyo ditutup 0,44 persen lebih rendah pada Rabu, karena penguatan yen dan data ekonomi yang suram dari zona euro mengimbangi sentimen positif setelah S&P 500 ditutup pada rekor tertinggi baru.

Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo, yang merupakan salah satu dari beberapa pasar keuangan di Asia yang buka karena hari libur, berakhir turun 61,51 poin menjadi 13.799,35.

Indeks Topix dari seluruh saham papan utama merosot 0,58 persen, atau 6,76 poin, menjadi 1.158,27.

Pasar di China, Hong Kong, Korea Selatan, India, Filipina, Malaysia, Thailand, Taiwan dan Singapura semua ditutup pada Rabu untuk libur Hari Buruh (May Day).

Sydney ditutup 0,48 persen atau 25,0 poin lebih rendah pada 5.166,2.

Penguatan yen dan kurangnya peserta karena pekan perdagangan singkat di Jepang akan membatasi "bullish", mengimbangi kenaikan S&P 500, kata para analis. Pasar Jepang akan ditutup pada Jumat untuk hari libur "Golden Week".

"Retracement dolar adalah yang pertama dan terutama di benak investor luar negeri," kata Tatsunori Kawai, kepala strategi di kabu,com Securities.

"Berlanjutnya pelemahan yen adalah kunci untuk menjaga kelompok investor ini tertarik pada eksportir Jepang," katanya kepada Dow Jones Newswires.

Yen telah jatuh dalam beberapa bulan terakhir karena Perdana Menteri Shinzo Abe mendorong untuk belanja pemerintah lebih besar dan bank sentral Jepang (BoJ) mengambil langkah-langkah pelonggaran agresif, yang cenderung membebani nilai yen.

Itu, pada gilirannya, membantu eksportir Jepang karena membuat produk mereka lebih kompetitif di luar negeri dan meningkatkan nilai pendapatan luar negeri ketika perusahaan-perusahaan Jepang melaporkan pendapatan fiskal setahun penuh.

Namun kenaikan dolar terhenti pekan lalu, hanya mendekati tanda 100-yen yang tercapai empat tahun lalu.

Dolar melemah pada Selasa, setelah indeks aktivitas manufaktur daerah utama AS secara tak terduga jatuh, menunjukkan ekonomi lebih lemah daripada yang diyakini.

Pada perdagangan valas Rabu, greenback diambil 97,37 yen terhadap 97,45 yen di New York pada Selasa sore, sementara euro dibeli 128,17 yen dari 128,31 yen.

Para dealer juga prihatin dengan angka resmi yang menunjukkan bahwa pengangguran zona euro mencapai rekor baru 12,1 persen pada Maret, sementara lembaga pemeringkat Moody`s menurunkan peringkat utang Slovenia dua tingkat ke status sampah -- dengan prospek negatif -- memperingatkan negara itu kemungkinan memerlukan dana talangan.

Menambah suram pada Rabu adalah sedikit perlambatan di bidang manufaktur China pada April dari bulan sebelumnya.

Indeks pembelian manajer (PMI) yang dipantau cermat turun menjadi 50,6 pada April, dari 50,9 pada Maret, data resmi menunjukkan.

Di perdagangan saham Tokyo, Japan Airlines (JAL) turun 4,35 persen menjadi 4.725 yen setelah pada Selasa mengatakan keuntungan bersihnya setahun penuh jatuh 8,0 persen, sementara rivalnya All Nippon Airways (ANA) turun 1,41 persen menjadi 209 yen.

ANA mengatakan laba tahun fiskal hingga Maret melonjak sekitar 53 persen, namun kedua maskapai penerbangan itu mengatakan mereka akan kehilangan pendapatan gabungan hingga lebih dari 200 juta dolar AS selama larangan terbang berbulan-bulan untuk pesawat Boeing Dreamliner.

Pasar saham AS naik pada Selasa, dibantu oleh data kuat pada perumahan dan kepercayaan konsumen serta laporan penjualan obligasi Apple sebesar 17 miliar dolar AS mendapat sambutan investor.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,14 persen menjadi 14.839,80 sementara indeks berbasis luas S&P 500 naik 0,25 persen menjadi 1.597,57, penutupan tertinggi baru sepanjang masa.

Harga per ounce emas diambil 1.474,34 dolar AS pada 06.30 GMT dibandingkan dengan 1.472,50 dolar AS pada akhir Selasa.

Di pasar lainnya, Wellington turun 0,25 persen atau 11,35 poin menjadi 4.603,02 dengan saham Air New Zealand turun 0,33 persen pada 1,495 dolar Selandia Baru sementara Telecom Corp meluncur 0,77 persen menjadi 2,585 dolar Selandia Baru, demikian AFP.
(A026/B008)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013