Jakarta (ANTARA) - Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono menyiapkan mekanisme untuk menjadikan resimen induk daerah militer (Rindam) sebagai salah satu tempat rehabilitasi para pecandu narkotika.
Yudo menjelaskan TNI nanti berkoordinasi dengan instansi-instansi terkait salah satunya Kementerian Kesehatan RI untuk menyusun materi dan program terkait rehabilitasi.
“Kami siap apabila ditunjuk untuk itu (menjadikan Rindam sebagai tempat rehabilitasi, red.). Kemudian, kami akan susun bagaimana nanti materi untuk rehabilitasi tersebut,” kata Panglima TNI menjawab pertanyaan wartawan saat ditemui di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta, Selasa.
Presiden RI Joko Widodo saat rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (11/9), menerima usulan pangdam-pangdam (panglima daerah militer) untuk menjadikan resimen induk daerah militer (Rindam) sebagai tempat rehabilitasi pecandu narkotika.
Panglima TNI menyambut baik usulan itu karena semakin banyaknya tempat rehabilitasi dapat ikut membantu penanganan narkotika di Indonesia.
“Sekarang ini, karena mungkin yang harus direhabilitasi banyak sekali, yang di masyarakat dan di lembaga permasyarakatan penuh dengan kasus narkoba ini sehingga mungkin Bapak Presiden mengambil langkah-langkah untuk percepatan penanganan,” kata Panglima TNI.
Terkait itu, Panglima menyebut penyiapan tempat berikut mekanisme rehabilitasi masih dalam tahap pembahasan.
“Tetapi kami siap, untuk tempat sudah siap menampung itu,“ kata Yudo Margono.
Dia melanjutkan sejauh ini ada 10 Rindam yang telah direncanakan untuk menjadi tempat rehabilitasi. Kemudian, terkait mekanisme rehabilitasi, itu mencakup konsep rehabilitasi, psikologi para pecandu, perawatan, obat-obatan, dan jangka waktu rehabilitasi.
“Saya ini diberi waktu dua minggu oleh Bapak Presiden, nanti saya akan paparkan sama beliau. Ini semata-mata untuk menangani masalah narkoba yang sekarang ini sudah di tempat kita, Indonesia ini sudah banyak dan masif,” kata Laksamana Yudo.
Presiden RI Joko Widodo saat memimpin rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, meminta jajarannya mencari terobosan untuk memberantas peredaran narkotika di Tanah Air.
"Pada siang hari ini, saya ingin mengajak kita semua untuk mencari sebuah lompatan, terobosan agar kejahatan luar biasa ini (narkoba) bisa kita kurangi, kita selesaikan dengan baik," kata Presiden Jokowi dalam pengantarnya saat rapat terbatas.
Presiden menyoroti catatan Badan Narkotika Nasional (BNN) mengenai kasus penyalahgunaan narkoba yang menyentuh 1,95 persen dari keseluruhan penduduk Indonesia atau setara dengan kurang lebih 3,6 juta jiwa.
Baca juga: Anggota DPR apresiasi wacana rehabilitasi narkoba di Rindam
Baca juga: Panglima: TNI harus mulai didik lebih banyak prajurit jadi penyidik
Baca juga: Indonesia berkomitmen perangi narkoba di Forum PBB
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023