"Kolaborasi antara universitas, pemerintah, dan industri itu sangat penting untuk kepentingan generasi mendatanng,"
Surabaya (ANTARA News) - Sejumlah rektor, wakil rektor, dan pimpinan dari 34 universitas yang berasal dari 17 negara di kawasan Asia Pasifik membahas kolaborasi antara unversitas, industri, dan pemerintah di Kantor Rektorat Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Rabu.
"Kolaborasi antara universitas, pemerintah, dan industri itu sangat penting untuk kepentingan generasi mendatang," kata staf ahli Kemdikbud Dr Taufik Hanafi saat membuka "Association of Southeast Asian Institutions of Higher Learning (ASAIHL) Conference 2013" itu.
Ia mengemukakan hal itu dalam pertemuan yang dihadiri Presiden ASAIHL Prof Alvin B Culaba, Sekjen ASAIHL Dr Ninnat Olanvoravuthb (Thailand), dan ratusan pimpinan universitas dari beberapa negara ASEAN, Iran, India, Taiwan, Hong Kong, Amerika Serikat, Uzbekistan, dan Lesoto.
"Kolaborasi ketiganya akan mendorong tumbuhnya saling pengertian dan pengakuan internasional, sehingga ada kepercayaan untuk saling bekerja sama, baik kerja sama antaruniversitas, kerja sama universitas-industri, hingga kerja sama universitas-negara," tuturnya.
Senada dengan itu, Ketua Panitia Konferensi Internasional ASAIHL 2013 Dugis Vinsenzio PhD menegaskan bahwa pertemuan ASAIHL 2013 itu merupakan kepercayaan yang kedua kalinya untuk Unair, setelah sebelumnya pernah menjadi tuan rumah pertemuan pada rahun 1984.
"ASAIHL itu merupakan forum pertemuan pimpinan universitas di kawasan Asia Pasifik yang digelar dua kali dalam setahun. Untuk tahun ini diselenggarakan pada Mei dan Desember 2013. Rencananya, untuk pertemuan Desember akan digelar di Sri Lanka atau Malaysia," ucapnya.
Untuk tahun ini, tema pertemuan membahas kerja sama antara universitas, industri, dan pemerintah, karena itu panitia mengundang pembicara dari Kemdikbud (staf ahli), pengusaha Chairul Tanjung, dan Rektor Unair Prof Fasich dalam pertemuan pada 30 April-4 Mei itu.
"Ada pula empat pembicara dengan empat sub-tema yakni kolaborasi kurikulum, kolaborasi akademik (dible degree), kolaborasi publikasi ilmiah, dan kolaborasi riset. Semuanya melibatkan industri, misalnya kolaborasi publikasi ilmiah itu melibatkan penerbit jurnal," paparnya.
Selain itu, ada pula pertemuan kecil untuk membahas 42 "paper". "Intinya, kami saling belajar dari pengalaman negara lain tentang kolaborasi tiga pihak itu," katanya, didampingi koordinator publikasi ASAIHL 2013, Mangestuti Agil.
Sebelumnya, pertemuan ASAIHL 2013 diawali dengan pertemuan pengelola "International Office and Partnership" (IOP) dari 34 universitas di Indonesia dan belasan IOP dari luar negeri di sebuah hotel di Surabaya pada 30 April.
"Ranking atau pemeringkatan universitas itu bukan `dewa` yang menentukan pengakuan internasional atau internasionalisasi atas suatu universitas yang ada, melainkan keunikan universitas dan kerja sama dengan negara lain," kata Kepala IOP Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, IGAK Satrya Wibawa MCA.
(E011/C004)
Pewarta: Edy M Ya`kub
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013