Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) diharapkan menurunkan tingkat bunga BI Rate pada bulan Juli ini, karena penerapan suku bunga tinggi sangat menyulitkan pertumbuhan ekonomi nasional yang ditargetkan pada tahun ini mencapai enam persen. "Masih bertahannya bunga BI Rate yang mencapai 12,50 persen, karena BI masih mengkaitkannya dengan kenaikan laju inflasi yang seharusnya sudah menurunkan bunga BI Rate itu," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega, Kostaman Thayib, di Jakarta, Senin. Menurut dia, bunga BI Rate diperkirakan akan turun pada kisaran antara 25 basis poin hingga 50 basis poin, sehingga mendorong Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) juga menurunkan suku bunganya yang saat ini mencapai 12,50 persen. Apabila suku bunga penjaminan itu turun, maka perbankan akan juga menurunkan suku bunga kreditnya, sehingga dapat memicu fungsi intermediasi bank menjadi lebih berkembang, karena debitur aktif mencari pinjaman kredit, katanya. Debitur, lanjutnya, sampai saat ini segan mengajukan kredit, karena tingkat suku bunga kredit bank masih tinggi yang berkisar antara 17 hingga 19 persen, karena mereka khawatir pinjaman kredit itu akan sulit dikembalikan. Perbankan, katanya, sebenarnya tidak menyukai tingkat suku bunga tinggi, mereka menunggu reaksi BI dan LPS untuk melakukan aksi penurunan suku bunga itu. Karena itu, sampai saat ini perbankan belum bereaksi, menunggu kebijakan BI lebih lanjut, setelah sebelumnya BI menurunkan BI Rate dari 12,75 persen menjadi 12,50 persen, katanya. Apabila BI Rate jadi diturunkan, maka perbankan juga akan menurunkan bunga kreditnya yang diharapkan mendorong debitur kembali mengajukan permintaan kredit baru untuk memicu usahanya, tambahnya. Sebelumnya Dirut Bank NISP, Pramukti Surjaudaja, mengemukakan kesiapannya mengucurkan kredit kepada debitur, khususnya sektor tekstil dan produk tekstil (TPT), namun sampai saat ini sektor tersebut masih segan melakukan pinjaman kredit. Sejumlah pedagang TPT khawatir pinjaman kredit yang diambil dari bank akan sulit dikembalikan apabila tingkat suku bunga bank itu masih tinggi, mereka mengharapkan adanya penurunan suku bunga kredit, katanya. Kostaman mengatakan pertumbuhan ekonomi nasional akan bisa berkembang lebih cepat, apabila suku bunga bank yang tinggi itu diturunkan yang didukung aktifnya pemerintah melakukan pembangunan infrastruktur dan mampu mendorong investor asing melakukan investasi di dalam negeri. Dengan demikian, semua sektor akan berjalan dan berkembang yang pada girlirannya memicu pendapatan masyarakat meningkat berkat membaiknya ekonomi nasional, katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2006