Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada April 2013 terjadi deflasi sebesar 0,1 persen akibat penurunan harga kelompok bahan makanan.

"Ini memang mengalami penurunan, karena tahun lalu pada bulan yang sama terjadi inflasi," kata Kepala BPS, Suryamin, di Jakarta, Rabu.

Menurut Suryamin, bulan April tahun lalu terjadi inflasi sebesar 0,21 persen. Namun bulan April tahun ini terjadi deflasi karena harga komoditas mulai terkendali.

Ia menjelaskan, berdasarkan kelompok pengeluaran, bahan makanan menyumbang deflasi 0,8 persen diikuti kelompok sandang yang juga tercatat deflasi 1,13 persen.

"Kelompok sandang mengalami deflasi karena harga emas masih mengalami penurunan," kata Suryamin.

Sementara kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau menyumbang inflasi 0,3 persen, diikuti kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar yang mengalami inflasi 0,41 persen.

Kelompok kesehatan menyumbang inflasi 0,22 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga menyumbang inflasi 0,15 persen serta kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami inflasi 0,1 persen.

BPS juga mencatat laju inflasi tahun kalender Januari-April 2013 mencapai 2,32 persen dan secara tahunan (yoy) 5,57 persen. Sedangkan inflasi komponen inti April 0,14 persen dan secara tahunan (yoy) 4,12 persen.

"Angka inflasi secara tahunan 5,57 persen belum final, masih ada waktu delapan bulan, tergantung antisipasi dari pemerintah," kata Suryamin.

Suryamin menambahkan dari 66 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) sebanyak 38 kota mengalami deflasi dan 28 kota menyumbang inflasi.

Deflasi tertinggi terjadi di Maumere yaitu 1,2 persen dan Palu 0,95 persen. Sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Padang Sidempuan 0,81 persen serta Medan dan Sibolga masing-masing 0,74 persen.

"Sementara, inflasi terendah terjadi di Kendari 0,01 persen," kata Suryamin.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013