Ruangnya masih sangat besar mengingat ini terlihat dari permintaan layanan GoRideJakarta (ANTARA) - Untuk menarik minat masyarakat menggunakan transportasi publik, pemerintah terus mendorong kolaborasi antara operator transportasi publik dan sektor swasta agar perjalanan antarmoda sehari-hari dapat lebih mudah dan hemat.
Salah satunya yakni sinergi antara Gojek dengan KAI Commuter lewat layanan GoTransit yang mendapat apresiasi dari Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi baru-baru ini.
Budi juga meminta kolaborasi ini dapat diperluas di berbagai mode transportasi yang baru saja berjalan, seperti LRT Jabodebek ataupun kereta cepat yang akan hadir. “Saya menyambut positif ide dari Gojek untuk melakukan ini, mengkolaborasikan banyak hal bahkan nanti yang lain lagi. Apalagi KAI sekarang sudah ada KRL, LRT, dan punya kereta cepat.”
Baca juga: Ribuan mitra Gojek Bali dilatih teknik berkendara yang aman
Dalam acara di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta (8/9), Budi menyampaikan selama ini operator angkutan umum masih menemukan kendala dalam meningkatkan jumlah penumpang harian yang disebabkan berbagai faktor, seperti ketersediaan akses transportasi feeder untuk First Mile atau menuju stasiun maupun Last Mile atau menuju lokasi akhir, hingga kemauan untuk berkolaborasi dengan pihak swasta dari sisi digitalisasi infrastruktur yang dimiliki.
“Modal share angkutan umum di kota-kota besar di Indonesia masih jauh tertinggal dari kota-kota besar seperti Singapura, Kuala Lumpur, dan Bangkok," jelas Budi dalam paparannya.
Acara yang dilaksanakan Pusat Studi Transportasi dan Logistik UGM (Pustral UGM) tersebut juga memaparkan temuan terkait pentingnya keterpaduan antarmoda dalam sistem transportasi yang berkelanjutan.
Salah satunya terdapat peningkatan minat masyarakat dalam menggunakan transportasi publik hingga 38,3 persen di kalangan pengguna Gojek, setelah menggunakan GoTransit. Tidak hanya itu, hal ini juga diikuti oleh penghematan rata-rata biaya pengeluaran transportasi yang dikeluarkan konsumen pengguna GoTransit hingga 27 persen per perjalanan.
Baca juga: Gojek buka Shelter Goride Instant di Stasiun Palmerah
Tidak hanya itu, penggunaan GoTransit juga membantu mengurangi kemacetan dan juga polusi kendaraan bermotor. Dalam paparannya, Ir. Dewanti, Peneliti PUSTRAL UGM, menjelaskan bahwa penggunaan GoTransit berkontribusi terhadap pengurangan lebih dari lima ribu ton emisi gas buang.
Menanggapi hal tersebut, Head of Region and External Affairs Gojek, Gede Manggala menyambut baik ajakan tersebut. “Ruangnya masih sangat besar mengingat ini terlihat dari permintaan layanan GoRide pada menuju pusat angkutan umum seperti stasiun MRT yang terus meningkat.”
Sejak GoTransit diluncurkan, adopsi masyarakat terhadap tiket commuterline digital telah meningkat hingga tiga kali lipat. Lebih jauh, Gede memaparkan bahwa kesuksesan layanan ini didukung dengan adanya integrasi menyeluruh antara Gojek dan operator transportasi publik seperti KAI Commuter yang tak terbatas dari sisi infrastruktur, tetapi, juga dalam hal ketersediaan informasi seperti jadwal perjalanan, dan metode transaksi nontunai.
Baca juga: Gojek cari GoCampus Ambassador, bisa Hemat dan dapat bekal berkarir
Baca juga: Sambut HUT RI, Gojek hadirkan layanan Hemat Gojek
Baca juga: Gojek-Lazis NU-BPJPH gelar pelatihan sertifikasi halal ke ratusan UMKM
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2023