Kita punya bonus demografi dalam waktu 13 tahun lagi, oleh sebab itu keluarga harus menjadi fondasi untuk membentuk anggota berkualitas
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan bahwa keluarga menjadi fondasi membangun generasi yang berkualitas untuk menyambut bonus demografi.
"Kita punya bonus demografi dalam waktu 13 tahun lagi, oleh sebab itu keluarga harus menjadi fondasi untuk membentuk anggota berkualitas," kata Hasto dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa.
Hasto menegaskan, salah satu upaya yang harus dilakukan untuk membangun keluarga berkualitas yakni dengan menurunkan angka stunting hingga 14 persen sesuai arahan Presiden Joko Widodo.
Baca juga: BPKP apresiasi Barru tekan stunting capai 14 persen
Hasto yang hadir pada pengukuhan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Aceh, Safrina Salim pada Senin (11/9) di Meuligoe (Kantor Gubernur) Aceh menyampaikan pentingnya gotong royong dan kolaborasi untuk mencapai target tersebut.
"Dengan pendekatan konvergensi, kepedulian sosial, dan gotong royong, maka kita harus yakin angka stunting dapat turun mencapai target nasional 14 persen," ujar dia.
Selain mengajak para pemangku kepentingan untuk meningkatkan konvergensi, Hasto juga meminta keluarga memanfaatkan potensi lokal dalam pemenuhan gizi keluarga dalam upaya percepatan penurunan stunting.
"Bisa memanfaatkan pangan lokal, misalnya budidaya ikan lele untuk memenuhi gizi keluarga," ucapnya.
Baca juga: Bupati Barru apresiasi BKKBN & DPR sosialisasi stunting di pegunungan
Ia menegaskan, BKKBN bersama Pemerintah Provinsi Aceh akan lebih mendorong segala upaya agar prevalensi stunting di Aceh menurun.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan RI tahun 2022, diketahui Aceh merupakan provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi kelima di Indonesia, mencapai 31,2 persen.
Dalam periode satu tahun sejak tahun 2021, dimana angka stunting di Provinsi Aceh mencapai angka 33,2 persen, angka tersebut hanya berhasil dipangkas sebesar 2 poin. Prevalensi tersebut masih belum sesuai harapan, karena masih melebihi ambang batas yang ditetapkan standar Organisasi Kesehatan Dunia ( World Health Organization/WHO) sebesar 20 persen.
Baca juga: BKKBN: Literasi data penting sasar berisiko stunting dengan tepat
Meski penurunannya masih sedikit, Hasto tetap mengapresiasi kebijakan Penjabat Gubernur Aceh Achmad Marzuki dalam upaya penanganan stunting, khususnya terkait program dimana seluruh perangkat kerja Pemerintah Aceh digerakkan untuk peduli terhadap upaya penurunan stunting.
"Saya berterima kasih dan apresiasi terhadap langkah Penjabat Gubernur Aceh yang sesaat usai dilantik langsung menggerakkan banyak pihak untuk ikut terlibat sebagai bapak/bunda asuh anak stunting," kata dia..
Sementara, Achmad Marzuki berharap upaya penurunan stunting dan pola hidup sehat dapat terus ditingkatkan di Aceh, dengan terus berkolaborasi dan melibatkan BKKBN dalam berbagai upaya penurunan stunting.
"Saya siap berkolaborasi dan sama-sama berjuang. Kita diberi kesempatan untuk memajukan Aceh," kata Achmad.
Baca juga: Pj Gubernur Bali minta jajaran tetap kerja keras tekan stunting
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023