Beijing (ANTARA) - Regulator kekayaan intelektual (intellectual property/IP) tertinggi China pada pekan lalu menyelenggarakan program pelatihan baru untuk para ilmuwan pertanian dengan bertujuan untuk mengedukasi mereka tentang bagaimana melindungi pencapaian penelitian inovatif mereka melalui paten.
Lebih dari 200 pekerja sains dan teknologi (saintek) pertanian dari seantero China berpartisipasi dalam program selama dua hari ini, yang berakhir pada Jumat (8/9) di Akademi Ilmu Pertanian China (Chinese Academy of Agricultural Sciences/CAAS), lembaga akademik tertinggi di negara itu untuk penelitian ilmiah pertanian.
Wu Kongming, Kepala CAAS, mengatakan bahwa inovasi saintek China tidak dapat dipisahkan dari perlindungan IP yang kuat.
Meskipun China menduduki peringkat pertama di dunia dalam jumlah pengajuan IP pertanian tahun lalu, hanya ada sedikit paten inti untuk teknologi utama di negara itu, dan para peneliti China tidak memiliki kemampuan serta kesadaran untuk berpartisipasi dalam inovasi teknologi global dan persaingan pasar.
Pada peluncuran program itu, Wu menyatakan dalam pidatonya bahwa pelatihan tersebut tepat waktu dan penting. "Untuk mencapai kemandirian dalam saintek pertanian tingkat tinggi, serta untuk menjaga keamanan dan kepentingan nasional kita, kita perlu lebih mengutamakan perlindungan kekayaan intelektual, meningkatkan lebih lanjut hukum dan peraturan, serta memperkuat pengembangan talenta," katanya.
Selain para profesional IP, program tersebut juga mengundang para pengusaha, hakim, pengacara, dan profesor universitas untuk berbagi keahlian mereka dalam penciptaan, perlindungan, dan transfer IP.
Chen Hualan, seorang pakar virus yang berfokus pada studi virus flu burung, berbagi pengalamannya dalam memperoleh paten guna mengembangkan vaksin untuk melawan virus tersebut.
Dia mengatakan bahwa penciptaan kekayaan intelektualnya berasal dari penelitian ilmiah yang solid, dan bahwa pencapaian penelitian ilmiah China membutuhkan perlindungan IP yang lebih baik guna menghasilkan lebih banyak manfaat sosial.
Liu Shi, Wakil Presiden DBN Group, sebuah perusahaan teknologi tinggi pertanian, memperkenalkan efek limpahan perlindungan IP melalui sebuah studi kasus, mengatakan bahwa investasi yang digelontorkan oleh perusahaan dalam penelitian ilmiah dapat memberikan seribu kali lipat manfaat dari nilai investasi awal tersebut kepada masyarakat dalam waktu sekitar 15 tahun.
Zhang Yonghua, seorang pengacara di Global Law Office yang berbasis di Beijing, menyampaikan analisisnya mengenai pengaruh yurisdiksi "lengan panjang" (long-arm) dalam industri pemuliaan biologis China. Dia percaya bahwa partisipasi dalam kerja sama global dan penciptaan lingkungan bisnis yang baik dapat mengimbangi dampak negatifnya.
Berfokus pada bidang sumber daya benih dan plasma nutfah, mesin dan peralatan pertanian, serta kualitas tanah untuk budi daya, para pemeriksa paten memberikan pelatihan kursus kepada para peserta tentang penulisan pengajuan paten, tata letak budi daya paten yang bernilai tinggi, dan cara mengatasi pelanggaran paten.
"Kami biasanya mengunggah peralatan pertanian yang kami kembangkan sendiri di media sosial, tetapi guru pelatihan memberi tahu kami bahwa sangat berisiko jika beberapa desain inovatif tidak dipatenkan sebelum ditampilkan secara daring, dan dapat ditiru oleh orang lain," ujar Liu Qin, salah seorang peserta pelatihan.
"Kita harus meningkatkan kesadaran untuk melindungi pencapaian intelektual kita sebelum membagikannya secara daring," demikian Liu.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023