Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) Nahar mengatakan anak-anak yang terdampak peristiwa bentrok di Rempang, Kota Batam, Kepulauan Riau, perlu pendampingan psikologis untuk mencegah dampak psikologis berkepanjangan.

"Jika melihat yang terjadi kemarin, maka dimungkinkan anak dapat mengalami trauma ataupun kecemasan pascamengalami peristiwa tersebut. Oleh karena itu, perlu ada pendampingan psikologis bagi anak yang terdampak untuk mencegah munculnya dampak psikologis berkepanjangan," kata Nahar dalam keterangan, di Jakarta, Senin.

Selain itu, perlu ada penguatan kepada pihak sekolah dan orang tua untuk dapat mendukung pemulihan kondisi anak serta memperkuat pengawasan dan perlindungan kepada anak guna mengantisipasi terulang-nya kejadian.

Nahar mengatakan pada kejadian di Rempang, Batam ini, diketahui bahwa siswa-siswi yang lari berhamburan keluar sekolah untuk menyelamatkan diri dan beberapa di antaranya juga terlihat menangis.

"Hal tersebut merupakan respons atas peristiwa negatif yang terjadi serta menunjukkan bahwa anak merasa panik dan ketakutan pada saat kejadian," kata Nahar.

Terkait hal ini, KemenPPPA terus berkoordinasi dengan tim UPTD PPA Kota Batam dalam penanganan perlindungan khusus anak.

Pihaknya berharap Pemerintah Kota Batam dengan dibantu stakeholder terkait kedepannya dapat menemukan akar permasalahannya, dapat melakukan pencegahan konflik agar tidak terulang dengan cara memelihara kondisi damai dalam masyarakat, mengembangkan sistem penyelesaian perselisihan secara damai, dan meredam potensi konflik.

Juga upaya-upaya pemulihan pasca-konflik terhadap para korban, khususnya anak-anak dengan mengupayakan pemulihan psikologis korban konflik dan pelindungan kelompok rentan, pemulihan kondisi sosial, ekonomi, budaya, keamanan, dan ketertiban, perbaikan, dan pengembangan lingkungan dan atau daerah perdamaian, juga penguatan relasi sosial yang adil untuk kesejahteraan masyarakat.

Dalam peristiwa bentrok warga Rempang, Kota Batam, Kepulauan Riau dengan aparat gabungan saat pengamanan pengukuran lahan untuk pengembangan proyek Rempang Eco City, pada Kamis (7/9), ada 11 anak dilarikan ke RSUD Batam karena mengalami perih di mata, pusing, lemas, dan sesak nafas, karena terkena gas air mata.

Baca juga: Kementerian PPPA prihatin anak terdampak bentrokan di Rempang Batam

Baca juga: Menkopolhukam minta aparat berhati-hati tangani masalah di Rempang

Baca juga: Dirjen HAM: Kasus Rempang harus utamakan dialog dengan masyarakat

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023