ada 'mismatch' dengan sumber EBT 'baseload' dengan skala besar di daerah lokasi yang memang jauh dan juga berpencar dari lokasi 'demand'
Jakarta (ANTARA) - PT PLN (Persero) sedang menyiapkan perubahan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), salah satunya adalah memetakan bauran energi baru terbarukan (EBT) yang mengalami ketidakcocokan dengan pusat permintaan.
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan perubahan ini diperkirakan hingga 2040. Menurutnya, sumber EBT baseload dalam skala besar memiliki lokasi yang berjauhan dari pusat permintaan.
"Nah yang baru ini kita petakan ada mismatch dengan sumber EBT baseload dengan skala besar di daerah lokasi yang memang jauh dan juga berpencar dari lokasi demand," ujar Darmawan saat PLN Nusantara Power Connect di Jakarta, Senin.
Lebih lanjut, dalam perubahan perencanaan RUPTL akan dibangun Green Enabling Transmission Line untuk menyesuaikan EBT dengan sumber permintaan. Oleh karenanya, direncanakan ada penambahan 32 gigawatt EBT baseload ke dalam ekosistem kelistrikan hingga 2040.
Selain itu, dibangun juga smart grid with the state of the art of technologym, skenario flexible generation, ditambah smart transmission, smart control center, smart distribution dan smart meter.
Baca juga: PLN batalkan kontrak pembelian PLTU 1,3 gigawatt
Baca juga: PLN Indonesia Power catat kinerja prima pada semester I 2023
"Adanya perencanaan desain dan pembangunan smart grid dengan state of the art of technologym ini, maka penambahan variabel EBT yang tadinya hanya mentok di 5 gigawatt sampai tahun 2040 bisa ditambah menjadi 28 gigawatt variabel EBT," kata Darmawan.
Darmawan mengatakan adanya penambahan Green Enabling Transmission Line dan smart grid dinilai mampu mengeksplorasi energi dari geotermal, angin, ombak dan seluruh potensi di Tanah Air.
Darmawan juga menyebut bahwa 60 gigawatt EBT akan ditambahkan sampai 2040, sehingga 75 persen penambahan pembangkit berbasis pada EBT dan 25 persennya gas.
Menurut Darmawan, PLN ingin menyelaraskan antara pertumbuhan ekonomi dan juga keberlanjutan lingkungan.
"Artinya apa, di sini kita menyelaraskan ada balancing antara pertumbuhan dan juga environmental sustainability. Dengan adanya perancangan RUPLT yang baru ini, harapannya adalah pertumbuhan ekonomi bisa terjaga," kata Darmawan.
Baca juga: Dirut PLN sebut pembangunan PLTS terapung Cirata hampir tuntas
Baca juga: PLN jajaki kerja sama dukungan pembiayaan hijau dari Australia
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023