Polda Metro Jaya mengungkapkan bahwa ibu berinisial GAH (65) dan DAW (38) yang ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia di Depok, Jawa Barat, tidak berkomunikasi dengan keluarga inti sejak tahun 2011.
"Ternyata keluarga ini cukup tertutup, kemudian dengan keluarga inti ini terakhir bertemu 2011, adik dan sebagainya," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi saat konferensi pers di Jakarta, Senin.
Hengki menyebutkan, kasus ini hampir sama dengan kejadian Kalideres tahun 2022, yakni dari keluarga inti jauh, kemudian anaknya belum menikah.
"Nantinya didalami oleh psikologi forensik kemudian juga hubungan antara keluarga dari dua orang ini, ibu dan anaknya, dengan keluarga inti," katanya.
Masalah ini akan diteliti oleh psikologi forensik. "Apakah ini yang menjadi motif kemudian mempengaruhi sikap batin sehingga terjadi peristiwa ini," katanya.
Baca juga: Polda Metro Jaya usut kematian ibu dan anak di Depok
Baca juga: Polisi berhasil buka file curhatan kasus kematian ibu-anak di Cinere
Masalah ini akan diteliti oleh psikologi forensik. "Apakah ini yang menjadi motif kemudian mempengaruhi sikap batin sehingga terjadi peristiwa ini," katanya.
Baca juga: Polda Metro Jaya usut kematian ibu dan anak di Depok
Baca juga: Polisi berhasil buka file curhatan kasus kematian ibu-anak di Cinere
Kepolisian telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) ulang pada Sabtu (9/9) di sebuah perumahan di kawasan Depok selama 2,5 jam.
Polda Metro Jaya telah berhasil membuka berkas atau dokumen (file) berisi curhatan di sebuah laptop yang diduga milik ibu dan anak yang ditemukan meninggal pada Kamis (7/9) di Cinere, Depok, Jawa Barat.
"Posisinya ada di ruang kerja sang suami," kata
Hengki Haryadi yang mengemukakan meski memiliki konteks yang berbeda, dokumen yang ada di laptop ternyata mempunyai kesamaan isi dengan surat yang ditemukan di kamar sang ibu, yakni berisi curhatan serta keluh kesah.
Hengki Haryadi yang mengemukakan meski memiliki konteks yang berbeda, dokumen yang ada di laptop ternyata mempunyai kesamaan isi dengan surat yang ditemukan di kamar sang ibu, yakni berisi curhatan serta keluh kesah.
Hengki mengatakan di TKP juga ditemukan dua senter serta dua buah dupa yang berisi bebatuan. "Di TKP ditemukan juga dua buah senter dan dua buah dupa, ini akan kami teliti lebih lanjut," ujar Hengki.
Meski ditemukan petunjuk baru dalam olah TKP kedua, Hengki mengatakan, pihak laboratorium forensik masih menganalisis kemungkinan adanya jejak kaki selain milik jenazah serta melihat potensi adanya racun di sekitar TKP dan tubuh jenazah.
Pewarta: Ilham Kausar
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023