Untuk di perkotaan adalah membangun sarana dan prasarana transportasi, dan di luar Pulau Jawa itu membangun infrastruktur jalan dan jembatan yang bisa mempermudah investor atau investasi masuk ke daerah itu,"
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Laode Ida mengatakan penghematan anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) sebaiknya digunakan untuk membangun infrastruktur agar berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
"Untuk di perkotaan adalah membangun sarana dan prasarana transportasi, dan di luar Pulau Jawa itu membangun infrastruktur jalan dan jembatan yang bisa mempermudah investor atau investasi masuk ke daerah itu," kata Laode Ida seusai memimpin Sidang Paripurna DPD di Gedung Nusantara V Kompleks DPR/MPR Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan pengurangan anggaran subsidi BBM yang digunakan untuk infrastruktur akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi kawasan. Sebab jika pemerintah mampu menciptakan investasi publik dengan membangun infrastruktur maka investasi swasta akan datang untuk mengembangkan daerah.
"Investasi swasta akan datang kalau infrastruktur baik karena secara tidak langsung tercipta insentif bagi investor berupa dukungan infrastruktur itu," kata dia.
Di sisi lain, dia menilai kenaikan harga BBM harus diikuti dengan upaya memperbaiki transportasi publik sehingga meskipun nanti terjadi pengurangan subsidi namun tetap akan ada jalan keluar bagi masyarakat pengguna kendaraan pribadi untuk beralih menggunakan transportasi publik.
Terkait wacana pemerintah menunda kenaikan harga BBM bersubsidi hingga pembahasan APBN Perubahan (APBNP 2013), menurut Laode hal itu sudah tepat dilakukan untuk mencegah gejolak yang mungkin terjadi di dalam kondisi sosial-politik saat ini.
"Pertimbangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menunda kenaikan harga BBM saya kira sudah tepat dan kondisional untuk saat ini guna mencegah gejolak yang mungkin timbul," kata Laode Ida.
Dia menjelaskan tepatnya penundaan itu disebabkan kondisi sosial-politik saat ini agak rawan untuk disikapi dengan kenaikan harga BBM bersubsidi.
Pertama, kata dia, Indonesia sedang mengalami tahun politik, di mana menurut dia, panasnya suhu politik akan mempengaruhi dinamika kepentingan di tingkat elit maupun di arus bawah.
"Sehingga kalau menaikkan BBM itu potensi gejolak," ujarnya.
Kedua, lanjut dia, kenaikan harga BBM bersubsidi di tengah-tengah fakta ditundanya kenaikan upah buruh, akan semakin menyulut emosi buruh.
"Upah buruh kan ditunda kenaikannya, sehingga itu juga akan mempengaruhi emosi buruh dan pekerja, tidak hanya di Jakarta tetapi di seluruh Indonesia. Dengan kenaikan harga bbm akan meningkatkan eskalasi gejolak, akibat tekanan-tekanan ekonomi yang muncul di tengah pendapatan buruh yang masih belum meningkat," kata Laode.
(R028/A039)
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013