Kalau bulan Agustus ini saja ada 120 kejadian kebakaran. Kemudian di bulan September ini ada sekitar 86 kejadian

Tangerang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Banten, mencatat 206 kejadian bencana kebakaran terjadi di daerah itu selama periode Agustus-September 2023 atau pada masa musim kemarau panjang.

"Kalau bulan Agustus ini saja ada 120 kejadian kebakaran. Kemudian di bulan September ini ada sekitar 86 kejadian," ucap Kepala BPBD Kabupaten Tangerang Ujat Sudrajat di Tangerang, Senin.

Ia mengatakan dari ratusan kejadian bencana dengan kerugian miliaran rupiah itu terdiri atas kebakaran lahan dan bangunan rumah atau pabrik.

"Mayoritas 60 persen itu kebakaran lahan dan 40 persen lainnya itu bangunan perumahan atau gudang pabrik," katanya.

Untuk penyebab terjadinya kebakaran, kata dia, ada akibat pembakaran lahan yang disengaja oleh masyarakat, kemudian pembakaran sampah secara ilegal, dan korsleting listrik pada bangunan/perumahan. Selain itu juga potensi bencana kebakaran tersebut diperparah oleh cuaca yang ekstrem akibat fenomena El Nino.

"Penyebabnya rata-rata itu ada pembakaran lahan, sampah, sehingga percikan apinya merambat. Karena kondisinya sekarang ini panas (musim kemarau). Sementara kebakaran seperti gudang, pemukiman, itu ada dari korsleting listrik, ada juga dari kebocoran gas," tuturnya.

Baca juga: BPBD Tangerang siapkan tim siaga antisipasi dampak El Nino

Meski demikian ratusan kebakaran yang terjadi itu tak menimbulkan korban jiwa maupun luka. Namun, lanjutnya, kerugian yang dialami para korban mencapai hingga miliaran rupiah.

"Untuk korban jiwa kita tidak ada laporan. Hanya, kerugian yang ditaksir capai miliaran," ungkapnya.

Berdasarkan hasil pemetaan tim BPBD Kabupaten Tangerang, titik-titik wilayah yang rawan terjadinya kasus kebakaran itu hampir merata di seluruh daerah tersebut.

"Kalau titik-titik wilayah rawan itu ada seperti di Kosambi, Teluknaga, Cikupa, Curug, Pasar Kemis, Balaraja, dan lain sebagainya. Itu karena daerah padat, apalagi pabrik yang dekat dengan pemukiman, itu yang paling diantisipasi," tuturnya.

Ia mengimbau kepada seluruh warga masyarakat Kabupaten Tangerang agar meningkatkan kewaspadaan. Dengan begitu dapat menekan terjadinya bencana dan korban akibat kebakaran dan cuaca ekstrem.

"Kalau personel dan penambahan mobil tidak ada, tetapi kita dalam hal ini terus siaga selama 24 jam. Maka jika terjadi kedaruratan/bencana segera hubungi 112," ujarnya.

Baca juga: Korsleting listrik, kontrakan tujuh pintu di Tangerang ludes terbakar
Baca juga: Gudang penyimpanan barang di Tangerang terbakar

Pewarta: Azmi Syamsul Ma'arif
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023