Stabilitas nilai tukar rupiah diperkirakan tetap terjaga sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan stabilitas nilai tukar rupiah tetap terjaga kendati ekonomi Amerika Serikat (AS) terus membaik dan The Fed masih akan menaikkan suku bunga acuan di kuartal IV/2023.
“Stabilitas nilai tukar rupiah diperkirakan tetap terjaga sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian Indonesia, inflasi yang rendah, begitu juga dengan imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Jakarta, Senin.
Apalagi, lanjut dia, Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah melalui intervensi di pasar valas, efektivitas implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA), serta penerbitan instrumen operasi moneter (OM) yang pro market untuk mendukung pendalaman pasar uang dan mendorong aliran portofolio asing masuk ke dalam negeri.
Pada penutupan perdagangan hari ini, mata uang rupiah melemah sebesar 2 poin atau 0,01 persen menjadi Rp15.330 per dolar AS dari penutupan sebelumnya sebesar Rp15.228 per dolar AS.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu turut melemah ke posisi Rp15.352 dari sebelumnya Rp15.341 per dolar AS.
Meskipun mengalami penurunan pada hari Senin, dolar AS masih tetap berada di dekat level tertinggi dalam enam bulan, dibantu oleh serangkaian data ekonomi yang kuat sehingga mengangkat ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut dari The Fed mungkin akan segera terjadi.
“Fokus minggu ini adalah pada data inflasi konsumen AS yang akan dirilis pada hari Rabu (13/9), serta harga produsen pada hari Kamis (14/9) yang akan dipelajari dengan cermat untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai kebijakan moneter dan jalur suku bunga,” ucap Ibrahim.
The Fed diperkirakan bakal mempertahankan suku bunga pada pertemuan Rabu (20/9), tetapi data inflasi AS yang tetap stabil menunjukkan akan ada kenaikan lagi pada akhir tahun 2023.
“The Fed ke depannya masih akan memberikan tekanan pada pasar keuangan negara berkembang, termasuk Indonesia, karena suku bunga The Fed masih akan berpotensi meningkat hingga 6 persen. Bahkan, juga ada probabilitas akan naik dua kali lipat karena inflasi masih tinggi dan ekonomi masih kuat,” katanya.
Baca juga: Pengamat prediksi rupiah bergerak menguat hingga Rp15.330 per dolar AS
Baca juga: Rupiah pada Senin pagi melemah jadi Rp15.358 per dolar AS
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023