Yogyakarta (ANTARA News) - Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, mengajak warga korban gempa membuat sendiri bahan bangunan untuk membangun kembali rumah mereka, sehubungan harga bahan bangunan kini melonjak drastis. "Misalnya warga bisa buat bata sendiri sehingga selain harganya bisa lebih murah, juga bisa mendatangkan penghasilan," kata Sultan HB X sebelum melakukan Panen Raya Padi di Dusun Sribit, Desa Wonodoro, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, DIY, Minggu. Imbauan gubernur itu dikeluarkan mengingat saat ini harga bahan bangunan naik tajam. Ia mencontohkan sebelum terjadi gempa harga bambu di DIY hanya Rp5.000 per batang, tetapi setelah terjadi gempa harganya naik menjadi Rp10.000 per batang. Untuk mendapatkan harga yang lebih murah, Sultan memesan bambu ke Jawa Timur yang harganya masih Rp3.000 per batang, tetapi saat memesan untuk kedua kali harganya sudah naik menjadi Rp15.000 per batang. "Karena itu, kalau warga bisa membuat bahan bangunan sendiri, pemerintah daerah akan memiliki stok sehingga pada saat membutuhkan tidak perlu mencari keluar daerah," ujarnya. Pada kesempatan itu, Sultan yang didampingi Bupati Bantul Idham Samawi juga mengatakan warga korban gempa sebaiknya mulai membangun rumah semi permanen tahan gempa dari dana bantuan pemerintah, karena tinggal terus menerus di tenda bisa mengganggu kesehatan. Rumah semi permanen bisa dibuat setengah bata dan setengah `gedheg` (anyaman bambu), setelah mendapat rezeki lagi, barulah rumah tersebut dibuat permanen dengan konstruksi tahan gempa. Sultan juga mengimbau warga untuk tidak bersikap saling iri, jika ada tetangga yang sebelum terjadi gempa rumahnya tidak bagus, tetapi setelah mendapat bantuan dari pemerintah rumahnya menjadi bagus. "Yang penting jangan mudah terprovokasi, harus kompak dan kuat. Jadi meskipun terkena bencana, harus cepat bangkit kembali karena saya yakin warga Yogyakarta bukan warga yang lemah," sambungnya. Ketika menjawab pertanyaan warga tentang nasib pendidikan anak-anak korban gempa, gubernur mengatakan pemerintah berupaya keras agar anak-anak tetap bisa sekolah, sehingga pendidikan mereka tidak terganggu. Untuk itu, pihak sekolah harus pandai-pandai mengatur pemanfaatan dana bantuan dari pemerintah. Misalnya, jika bantuan pemerintah hanya cukup untuk membangun tiga ruang kelas semi permanen, kegiatan belajar siswa bisa diatur secara bergiliran. Setelah menyerahkan bantuan bibit kacang dan alat pertukangan secara simbolis kepada tiga warga setempat, Gubernur DIY dan Bupati Bantul Idham Samawi melakukan panen raya padi. Pelaksanaan panen raya ini dibantu seratus orang lebih buruh dari berbagai daerah seperti Wonosobo, Temanggung dan Kebumen (Jawa Tengah). (*)
Copyright © ANTARA 2006