Indeks MSCI yang terdiri dari saham-saham Asia Pasifik di luar Jepang tergelincir 0,4 persen....

Sydney (ANTARA) - Pasar saham Asia melemah pada awal perdagangan Senin, menjelang rilis data inflasi Amerika Serikat untuk Agustus minggu ini karena investor mencari sinyal tentang kemungkinan langkah Federal Reserve selanjutnya mengenai suku bunga.

Indeks MSCI yang terdiri dari saham-saham Asia Pasifik di luar Jepang tergelincir 0,4 persen, setelah saham-saham AS mengakhiri sesi sebelumnya dengan sedikit kenaikan.

Di Australia, indeks acuan S&P/ASX 200 dan indeks saham Nikkei Jepang keduanya masing-masing kehilangan 0,25 persen pada pembukaan perdagangan.

Di Hong Kong, Indeks Hang Seng merosot 1,4 persen karena penurunan saham properti dan setelah raksasa e-commerce Alibaba Group terpuruk 3,1 persen di tengah kepergian mendadak CEO Daniel Zhang dari unit cloud-nya. Indeks saham-saham unggulan China CSI300 menguat 0,37 persen.

Baca juga: Pasar saham Asia dibuka melemah, sementara dolar AS terus menguat

Indeks Harga Konsumen (IHK) AS untuk Agustus akan dirilis pada Rabu (13/9/2023). Inflasi diperkirakan meningkat 0,6 persen bulan ke bulan pada Agustus, yang akan menjadikan tingkat inflasi tahun ke tahun menjadi 3,6 persen, menurut catatan penelitian Wells Fargo.

Investor memperkirakan 93 persen kemungkinan bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga pada tingkat saat ini setelah pertemuan berikutnya berakhir pada 20 September tetapi hanya 53,5 persen untuk jeda lagi pada pertemuan November, menurut FedWatch Tool dari grup CME.

“Pembicara FOMC yang bersifat hawkish telah mengindikasikan bahwa mungkin tepat untuk bertahan di pertemuan September, dan kami pikir komite tersebut memerlukan waktu untuk mencerna data yang masuk,” tulis ekonom ANZ pada Senin.

“Besarnya pengekangan moneter dalam perekonomian mendorong kita untuk berpikir bahwa perekonomian akan mengalami perlambatan, bukan percepatan kembali, dari sini.”

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang menjadi acuan naik menjadi 4,2939 persen dibandingkan dengan penutupan AS sebesar 4,256 persen pada Jumat. Imbal hasil obligasi dua tahun, yang naik seiring dengan ekspektasi para pedagang terhadap suku bunga dana Fed yang lebih tinggi, menyentuh 5,0033 persen dibandingkan dengan penutupan AS di 4,984 persen.

Baca juga: Saham China dibuka menguat, indeks Shanghai terdongkrak 0,09 persen

Di China, tekanan deflasi berkurang dengan indeks harga konsumen (IHK) naik 0,1 persen pada Agustus dibandingkan setahun sebelumnya. Angka tersebut lebih lambat dari perkiraan median kenaikan sebesar 0,2 persen dalam jajak pendapat Reuters, namun jauh lebih kuat dibandingkan penurunan sebesar 0,3 persen pada bulan Juli.

China juga mengalami penurunan harga pabrik terkecil dalam lima bulan. Indeks harga produsen (IHP) turun 3,0 persen dari tahun sebelumnya, sesuai dengan ekspektasi, setelah jatuh 4,4 persen pada Juli.

Pasar energi global juga terus mencermati negosiasi Chevron Corp dengan para pekerjanya setelah pemogokan dimulai di fasilitas gas alam cair (LNG) utama di Australia yang memasok 5,0 persen produksi dunia.

Harga gas di Eropa berfluktuasi sejak Agustus ketika berita mengenai potensi kerusuhan buruh pertama kali muncul.

Harga gas melonjak sebanyak 14 persen setelah berita pada Jumat (8/9/2023) bahwa pemogokan akan dimulai setelah lima hari perundingan yang tidak menghasilkan kesepakatan.

Baca juga: IHSG berpotensi mendatar seiring sentimen domestik dan global

Dolar pada Senin turun 0,41 persen terhadap yen menjadi 147,21. Nilai tukar ini semakin mendekati level tertinggi tahun ini di 147,87 pada 9 September.

Mata uang tunggal Eropa naik 0,1 persen hari ini di 1,0709 dolar, setelah kehilangan 1,22 persen dalam sebulan, sementara indeks dolar, yang melacak greenback terhadap sekeranjang mata uang mitra dagang utama lainnya, turun 0,057 persen di 104,79.

Minyak mentah AS turun 0,59 persen menjadi diperdagangkan di 86,99 dolar AS per barel. Minyak mentah Brent turun 0,44 persen menjadi diperdagangkan di 90,21 dolar AS per barel.

Harga emas di pasar spot diperdagangkan sedikit lebih tinggi pada 1.918,37 dolar AS per ounce.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023