Kenapa para remaja putri?, karena mereka adalah calon ibu yang harus paham bagaimana pola hidup sehat

Bantul (ANTARA) - Wakil Bupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta Joko Purnomo mengatakan pentingnya mencegah stunting pada usia remaja putri, karena sebagai calon ibu mereka harus paham bagaimana membangun pola hidup yang sehat agar tidak melahirkan anak stunting.

"Kenapa para remaja putri?, karena mereka adalah calon ibu yang harus paham bagaimana pola hidup sehat. Ketika nanti hamil, kehamilan ini harus terkontrol, terjaga, diperhatikan juga asupan nutrisinya," kata Wabup Bantul di Bantul, Minggu.

Oleh karena itu, kata dia, pemkab terus mendorong upaya-upaya yang dilakukan dinas kesehatan melalui puskesmas dalam memberikan pemahaman tentang pentingnya gizi bagi remaja putri, salah satunya aksi bergizi bertajuk Remaja Bebas Anemia oleh Puskesmas Pleret.

Baca juga: BKKBN gandeng organisasi Buddhis jadi bunda asuh anak stunting

"Remaja putri jangan sampai anemia. Jadi untuk anak-anak putri yang memahami pentingnya gizi, harapannya bisa menyebarluaskan wawasan kepada teman-teman mereka agar generasi-generasi yang lahir mendatang betul-betul menjadi generasi penerus yang berkualitas," katanya.

Lebih lanjut Wabup mengatakan, kalau perempuan sendiri tidak terkena stunting, tetapi ketika mengandung, hamil dan melahirkan anak itu bisa menjadi stunting, apabila sejak hamil mungkin kesehatannya tidak terkontrol, asupan gizi kurang.

"Kehamilan yang tidak terjaga dengan baik, sampai dengan persalinan berpotensi melahirkan bayi stunting, kemudian untuk bayinya selama balita tidak terjaga dengan baik, tidak diberi asupan gizi dengan baik, atau sangat buruk asupan gizi bisa menimbulkan stunting," katanya.

Baca juga: STC bangun sarana air bersih bantu penurunan stunting di Sumba Barat

Meski demikian, Wabup menyebut angka stunting di Bantul selama setahun terakhir mengalami penurunan berkat upaya dinkes bersama puskesmas dan kader penggerak, yang mana pada 2022 jumlah stunting di Bantul di sektor penimbangan balita dari sembilan persen turun menjadi enam persen.

Dia mengatakan, kemudian survei secara nasional angkanya dari 19 persen menjadi 15 persen. Namun pada tahun 2023, diakui upaya pencegahan stunting agak kendor sehingga yang balita angkanya mengalami kenaikan sedikit, tetapi akan diupayakan turun lagi.

"Kalau angka stunting kita per kecamatan terbanyak di Imogiri, yaitu 162 ditambah 291, itu data dari dua puskesmas di Imogiri. Yang kedua di Pajangan. Kalau target kita di tahun ini bisa menurunkan dua persen," katanya.

Baca juga: BKKBN sosialisasikan Program KB dan penanganan stunting di perbatasan

Pewarta: Hery Sidik
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023