Jakarta (ANTARA News) - Peneliti LIPI Hamdan Basyar mengatakan konflik Suriah secara terbatas telah meluas ke negara-negara tetangga mereka, misalnya dalam bentuk pernyataan dukungan terhadap salah satu pihak yang bertikai.
"Keikutsertaan Hizbullah lewat pernyataannya mendukung Bashar, Iran juga mendukung, itu ciri kecil bahwa konflik ini sudah meluas," kata Hamdan saat dihubungi ANTARA, di Jakarta, Senin.
Hizbullah yang memang menyatakan mendukung rezim pemerintahan Presiden Bashar al-Assad, pada akhir Februari lalu, juga sempat menuduh kelompok oposisi bersenjata Suriah melakukan penyerangan ke sejumlah desa Syiah di perbatasan Suriah-Lebanon.
Sementara Iran dalam beberapa pernyataannya jelas menunjukkan keberpihakan mereka kepada pemimpin rezim berkuasa saat ini di Suriah.
Pada 13 April lalu misalnya, Duta Besar Iran untuk Lebanon Ghazanfar Roknabadi, menyatakan mayoritas rakyat Suriah yang menyerukan pembaruan di negeri mereka dengan dipimpin oleh Presiden Bashar al-Assad.
"Kami mendukung keinginan rakyat Suriah yang mendukung pembaruan, yang dipimpin oleh (Bashar) al-Asaad," kata dia dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi setempat di Beirut, Lebanon.
Namun beberapa hari kemudian, Iran melalui Menteri Pertahanan Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi pada 18 April mengeluarkan pernyataan yang menegaskan campur tangan asing di Suriah akan menyebabkan rentetan ledakan peristiwa di Timur Tengah.
Keberpihakan Liga Arab yang pro terhadap pihak oposisi juga menjadi ganjalan lain, serta bukti bahwa konflik Suriah telah meluas.
Keberpihakan tersebut, menurut Hamdan, sekaligus menghentikan peluang Liga Arab untuk dapat menengahi penyelesaian konflik tersebut.
"Sulit mengharapkan Liga Arab menjadi penengah, karena mereka sudah jelas pro oposisi. Suara Bashar sudah dicoret dari Liga Arab dan digantikan dengan perwakilan dari pihak oposisi," kata Hamdan.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013
Jaya Indonesia.