Palu (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tengah menyebut dua kecamatan di Kabupaten Donggala terdampak gempa berkekuatan Magnitudo 6,3 pada Sabtu (9/9).

"Berdasarkan laporan sementara, ada dua kecamatan dan tiga desa yang terdampak gempa, yakni Desa Labean, Kecamatan Balaesang dan Desa Pomalulu dan Palau, Kecamatan Balaesang Tanjung," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Sulteng Andy A. Sembiring di Palu, Minggu.

Ia mengemukakan sebanyak 1.028 kepala keluarga (KK) atau 3.780 jiwa terdampak gempa di Desa Labean dan 93 KK atau 323 jiwa memilih untuk mengungsi di enam titik lokasi pengungsian.

Baca juga: BPBD: 3.780 warga mengungsi akibat gempa Donggala

Dari 93 KK yang mengungsi tersebut, terdapat 16 bayi, 30 balita, 40 warga lanjut usia (lansia), 68 anak, satu orang ibu hamil, dua disabilitas, dan dua orang sakit.

Di Desa Pomalulu sebanyak 484 KK atau sekitar 1.877 jiwa terdampak yang seluruhnya memilih mengungsi. Dari warga mengungsi tersebut, terdapat 137 balita, 111 warga lanjut usia (lansia) dan sembilan orang ibu hamil.

Sedangkan di Desa Palau sebanyak 301 KK atau 1.193 jiwa yang terdampak. Sekitar 177 KK atau 674 jiwa memilih mengungsi di tiga titik pengungsian.

Andi Sembiring mengatakan warga saat ini masih diimbau untuk bertahan di tenda pengungsian. "Warga hanya kembali ke rumah untuk mengamankan barang berharga dan memasak. Setelah itu, mereka kembali ke pengungsian untuk menginap," katanya.

Baca juga: BPBD: 1.028 kepala keluarga terdampak gempa di Kabupaten Donggala

Baca juga: BMKG: Gempa Donggala Sulteng tidak berpotensi tsunami

Ia menyampaikan bahwa saat ini warga membutuhkan kebutuhan logistik, terpal, kelambu dan pakaian anak. "Berdasarkan laporan sementara, tiga unit rumah dan satu unit rumah ibadah rusak," ujarnya.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis gempa bumi berkekuatan Magnitudo 6,3 mengguncang wilayah Donggala, Sulawesi Tengah, tepatnya berlokasi di laut pada jarak 49 kilometer Barat Laut Donggala di kedalaman 20 kilometer, tidak berpotensi tsunami.

Pewarta: Nur Amalia Amir
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023