IHSG BEI ditutup naik 81,930 poin menjadi 1.437,338 dan indeks saham-saham unggulan (LQ45) terangkat 20,637 poin (7,64 persen) ke posisi 290,866.
"Pada dasarnya pasar saham global hampir semua bergerak positif, apalagi ditambah pengumuman Desember 2008 mengalami deflasi, sehingga indeks BEI semakin kencang naiknya," kata Analis Riset PT Valbury Asia Securities, Krisna Dwi Setiawan, kepada ANTARA News di Jakarta.
Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan bahwa pada Desember 2008 terjadi deflasi sebesar 0,04 persen sehingga inflasi (YoY) 2008 menjadi 11,06 persen.
"Dengan terjadinya deflasi ini kita berharap Bank Indonesia kembali menurunkan suku bunganya (BI rate), sehingga bisa menggerakkan sektor riil," katanya.
Krisna juga mengungkapkan bahwa kenaikan indeks BEI ini juga didorong oleh saham-saham komoditas akibat harga minyak dunia yang juga kembali menguat cukup signifikan (sebesar 4,3 persen) untuk berada kisaran harga 47 dolar As per barel.
"Naiknya harga minyak akibat krisis jalur Gaza ini telah mendorong harga saham berbassis komoditi," jelasnya.
Krisna Juga menambahkan positifnya bursa regional, seperti bursa Hongkong dengan indeks Hang Seng terangkat 3,46 persen (520,50 poin) menjadi 15.563,30 dan indeks Straits Times di bursa Singapura menguat 4,92 persen (89,97 poin) ke level 1.919,68 juga menjadi pendorong indeks BEI.
Sentimen di atas tersebut mendorong saham-saham yang naik mendominasi pasar BEI sebanyak 123 dibanding yang turun 32 dan 39 stagnan.
Beberapa saham unggulan yang mendorong indeks BEI naik diantaranya saham Bumi Resources yang menguat Rp30 ke harga Rp940, Perusahaan Gas Negara menambah Rp100 ke posisi Rp1.960, Tambang Batubara Bukit Asam melambung Rp900 ke level Rp7.800, United Tractor terdorong Rp875 ke harga Rp5.275, Telkom naik Rp400 ke Rp7.300 dan Aneka Tambang melangkah Rp140 menjadi Rp1.230.
Perdagangan saham berjalan cukup ramai dengan volume mencapai 2,701 miliar saham dengan nilai Rp2,231 triliun dari 71.358 kali transaksi. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2009