Nilai dividen itu setara dengan 34,6 persen dari laba bersih 2012 yang mencapai Rp81,8 miliar. Pembagian dividen itu merupakan realisasi janji kami kepada pemegang saham saat kami IPO pada Juli 2012 lalu."

Jakarta (ANTARA News) - PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) akan membagikan dividen tunai tahun buku 2012 sebesar Rp4 per saham atau senilai total Rp28,3 miliar.

"Nilai dividen itu setara dengan 34,6 persen dari laba bersih 2012 yang mencapai Rp81,8 miliar. Pembagian dividen itu merupakan realisasi janji kami kepada pemegang saham saat kami IPO pada Juli 2012 lalu," ujar Direktur Keuangan MSKY, Effendi Budiman di Jakarta, Senin.

Ia menambahkan laba bersih perseroan juga dialokasikan sebagai dana cadangan sebesar Rp100 juta dan seluruh sisa laba ditempakan sebagai laba ditahan untuk memperkuat struktur permodalan.

Effendi juga mengatakan perseroan menganggarkan belanja barang modal sebesar 100 juta dolar AS pada 2013. Selain itu pihaknya juga akan melakukan pengembangan kantor cabang, saat ini baru terdapat 85 cabang.

"Sebagian besar dana capex dialokasikan untuk pembelian dekoder yang akan dipinjamkan ke pelanggan-pelanggan kami di seluruh Indonesia," ujarnya.

Ia menambahkan, investasi tahun ini akan didanai dari kas internal, pinjaman perbankan, dan pinjaman pihak ketiga lainnya. Perseroan menargetkan jumlah pelanggan baru di 2013 sebanyak 600 ribu pelanggan.

Dengan demikian, lanjut dia, jumlah pelanggan perseroan di akhir tahun akan mencapai 2,3 juta, meningkat dibanding tahun sebelumnya yang sebanyak 1,72 juta pelanggan.

Komisaris Utama MSKY, Harry Tanoesoedibjo menambahkan MNC Sky Vision merencanakan untuk melakukan percepatan pembayaran obligasi mata uang asing senilai 165 juta dolar AS yang akan jatuh tempo pada 2015.

"Memang obligasi itu jatuh tempo pada 2015, tapi kami punya opsi untuk membeli kembali," ujarnya.

Menurut Harry, bunga obligasi sebesar 12,75 persen cukup membebani dan membuat perseroan mempercepat pelunasan pokoknya. Meski demikian, dirinya enggan menyebutkan rencana yang akan diambil perseroan untuk melunasi obligasi tersebut.

"Belum kami putuskan, bisa saja kami danai dari pinjaman bank, atau dengan menerbitkan kembali obligasi dengan bunga yang lebih rendah," tuturnya. (*)

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013