Setelah dengar ini (stunting) saya berpikir saya harus membuat satu gerakan sosial yang bisa membantu mengurangi anak stunting demi negara kita
Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggandeng organisasi Wanita Buddhis Indonesia (WBI) di Kelurahan Cempaka Putih Barat, Jakarta Pusat, untuk menjadi bunda asuh anak stunting (BAAS).
"Seperti yang kita ketahui, stunting tidak mungkin bisa teratasi jika kita bekerja sendiri. Kita harus bekerja sama, dan secara khusus dalam program BAAS ini ada paket pemberian makanan tambahan. Kalau di program ini sifatnya adalah pemulihan, utamanya pada sasaran anak stunting supaya tidak stunting lagi," ujar Penyuluh KB Ahli Utama BKKBN Dr. Ir. Dwi Listyawardani dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: STC bangun sarana air bersih bantu penurunan stunting di Sumba Barat
Menurut Dwi, format kegiatan BAAS di Kelurahan Cempaka Putih Barat sangat bagus, karena tidak hanya memberikan bantuan tetapi juga melakukan pengawasan dengan kartu kendali agar bantuan benar-benar diterima oleh para balita sasaran. Ia berharap, program ini selanjutnya bisa menyasar para ibu hamil dengan kekurangan energi kronis (KEK).
Selain itu, ia berpesan agar para orang tua bisa memikirkan tumbuh kembang anaknya dengan merencanakan kehidupan berkeluarga untuk memenuhi hak semua anak.
Sementara, Ketua Umum WBI Lucy Halim yang juga hadir dalam acara tersebut mengatakan bahwa WBI sangat berkomitmen untuk ikut berpartisipasi menurunkan stunting demi masa depan anak-anak Indonesia.
Baca juga: BKKBN sosialisasikan Program KB dan penanganan stunting di perbatasan
Selain BAAS, WBI juga mempunyai program bimbingan perkawinan bagi para calon pengantin.
"Program kami dari WBI yang paling penting itu bimbingan perkawinan, karena kita membimbing anak-anak remaja yang baru menikah. Kita membimbing mereka bagaimana mengatasi ekonomi, mengatasi rumah tangga mereka, supaya mengurangi perceraian," tuturnya.
Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma yang turut hadir juga menyampaikan pentingnya kesiapan sebelum pernikahan.
"Yang terpenting adalah sebelum memasuki jenjang perkawinan, di situ kita sudah melakukan intervensi mulai dari kelompok remajanya sampai mau menikah. Kemudian, pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan, di situlah titik penting anak akan menjadi stunting atau tidak, yang penting di sini adalah semangat kepedulian kita semua," kata Dhany.
Menurutnya, kunci penanganan stunting adalah kolaborasi semua sektor.
Baca juga: BKKBN: Audit bantu daerah percepat turunkan kasus stunting
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023