Kathmandu (ANTARA News) - Seorang pendaki gunung Everest menggambarkan perkelahian antara dua pendaki terkenal asal Eropa dengan para pemandunya dari Nepal di puncak gunung sebagai "mengerikan."
Ueli Steck, warga Swiss pemegang rekor daki, dan Simone Moro dari Italia yang sudah empat kali mendaki Everest, mencapai Kamp Tiga di ketinggian 7.470 meter ketika perkelahian terjadi.
Para saksi mata warga Amerika, kepada AFP, mengatakan Steck dan Moro diminta menunggu di puncak selagi kelompok pemandu dari Nepal (sherpa) memasangkan tali.
Dua orang Eropa yang ditemani seorang fotografer yang mencatak rekor pendakian 8.848 meter lewat rute baru yang tak disebutkan, mengabaikan permintaan itu dan terus saja mendaki.
"Para sherpa meminta tim untuk tak mendaki di atas mereka karena mereka lagi memasang tali, namun tim mengabaikannya. Lalu pecahan es jatuh menerpa para sherpa yang membuat mereka marah," kata dia.
Kemudian, orang-orang Nepal yang lagi murka ini memburu para pendaki dan melemparkan batu sampai orang-orang keluar akibat mereka saling hardik dan baku hantam.
"Gerombolan orang Nepal itu pergi, sementara para pendaki berkemas dan turun melewati kami, sejauh yang kami tahu mereka meninggalkan gunung. Mengerikan sekali, mereka hampir terbunuh," kata si saksi mata.
Polisi tengah menyelidiki insiden ini.
"Kami diberi tahu klien kami tak setuju dengan instruksi para sherpa dan terus melanjutkan melewati medan ber-es," kata Anish Gupta dari Cho-Oyu Trekking, klub pemandu.
"Pada titik tertentu para pendaki asing itu menginjak es dan bongkahan es mengenai salah seorang sherpa yang memicu perkelahian," kata Gupta kepada AFP.
Raj Kumar, polisi di Lukla, kepada AFP bahwa Steck menghabiskan waktu semalam di rumah sakit dekat bandara di kota, namun kondisinya sudah normal.
Senin pagi Steck diterbangkan kembali oleh sebuah helikopter ke base camp-nya di Everest untuk bergabung dengan Moro yang tetap bertahan di gunung, demikian AFP.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013